Viral Azan Hayya Alal Jihad, KH Kholil Nafis: Nabi Tak Pernah Mengajarkan

1 Desember 2020, 11:15 WIB
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis /Dok MUI.

KENDALKU - Video sekelompok orang yang mengubah redaksi azan viral di media sosial.

Dalam video tersebut, ada redaksi yang baru, yakni ‘Hayya alal Jihad’. Sontak video tersebut menjadi kontroversi di masyarakat dan kalangan ulama.

Salah satu Ketua MUI Pusat, KH Cholil Nafis pun angkat bicara mengenai video tersebut.

KH Cholil Nafis menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengubah redaksi azan. Bahkan di saat keadaan perang tidak ada redaksi azan yang diubah oleh Nabi.

Baca Juga: Viral Video Azan Hayya Alal Jihad, Habib Husin: Penistaan terhadap Agama Islam

“Redaksi azan itu tidak boleh diubah menjadi ajakan jihad. Karena itu ibadah yang sifatnya tauqifi atau langsung dari syariat,” ungkap Kiai Cholil, seperti dikutip dari akun Facebook miliknya, pada Selasa, 1 Desember 2020.

Artikel ini sudah terbit di Mantra Sukabumi dengan judul Viral Adzan Hayya Alal Jihad, Habib Husin Alwi: Ini Penistaan, Memelintir Hadits dan Riwayat Adzan

Cholil Nafis kemudian menuliskan sebuah dalil yang dinukil dari Kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili.

Baca Juga: Daftar Nama Tokoh yang Akan Hadiri Reuni 212 pada 2 Desember 2020

Hadits tersebut berisi larangan ulama untuk menambah atau mengurangi azan, yang jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia artinya: "Ulama telah sepakat tentang redaksi azan adalah sebagaimana diketahui secara umum tanpa ditambah atau dikurangi. Yaitu dua-dua dan ditambahkan redaksi ‘shalat lebih baik daripada tidur’ untuk shalat subuh dua kali. Inilah untuk mengamalkan sunnah Nabi.”

Kiai Cholil berharap agar redaksi adzan yang sudah baku dalam Islam, maka tidak boleh diubah oleh masyarakat. Menurutnya, panggilan jihad tidak perlu dilakukan melalui azan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Luhut Semprot Gubernur DKI Jakarta dan Bali

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa jihad artinya bukan hanya perang secara fisik saja, namun juga dalam memantapkan iman serta penguatan umat Islam.

“Dan saya berharap masyarakat tenang dan tak perlu resah dan jangan sampai terprovokasi untuk melakukan kekerasan dan kerusuhan," harapnya. ***

(Ilham Anugrah/ Mantra Sukabumi)

Editor: Ade Lukmono

Sumber: Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler