Network
KENDALKU – Presiden AS terpilih Joe Biden menegcam keras apa yang terjadi rusuh di Capitol Hill adalah aksi ekstrimis yang berdedikasi pada pelanggaran hukum.
Sejumlah massa yang diduga dari pendukung Donald Trump yang kecewa, merusak dan melakukan pendudukan dengan cara anarkis telah menodai dan membuat rapuh demokrasi di AS.
Joe Biden juga menilai, bahwa apa yang sedari awal diperdebatakan yakni perbedaan pendapat soal kemenangan Pilpres AS sudah melenceng.
Massa Donald Trump sudah mengarah pada kekacauan dan mengarah pada hasutan. Joe Biden ingin semua ini harus diakhiri oleh Donald Trump.
Baca Juga: MUI Jateng Setuju PSBB Diberlakukan di Jawa-Bali, Umat Muslim Siap Terapkan Prokes Tempat Ibadah
“Biar saya perjelas: pemandangan kekacauan di Capitol tidak mewakili siapa kita. Apa yang kami saksikan adalah sejumlah kecil ekstremis yang berdedikasi pada pelanggaran hukum. Ini bukan perbedaan pendapat, ini kekacauan. Itu berbatasan dengan hasutan, dan itu harus diakhiri. Sekarang.” Cuit akun prinadi Joe Biden, Rabu 6 Januari 2020.
Let me be very clear: the scenes of chaos at the Capitol do not represent who we are. What we are seeing is a small number of extremists dedicated to lawlessness. This is not dissent, it's disorder. It borders on sedition, and it must end. Now.— Joe Biden (@JoeBiden) January 6, 2021
Joe Biden juga menyesalkan bahwa demokrasi AS saat sekarang sedang rapuh dan apa yang terjadi di Capitol Hill adalah peristiwa menyakitkan bagi negara.
Untuk kembali melestarikan demokrasi di AS diperlukan banyak orang-orang yang memiliki niat baik, pemimpin dengan keberanian untuk berdiri dan mengabdikan diri bukan untuk mengejar kekuasaan serta kepentingan pribadi.
“Hari ini adalah pengingat, yang menyakitkan, bahwa demokrasi itu rapuh. Untuk melestarikannya membutuhkan orang-orang yang memiliki niat baik, pemimpin dengan keberanian untuk berdiri, yang mengabdikan diri bukan untuk mengejar kekuasaan dan kepentingan pribadi dengan cara apa pun, tetapi untuk kebaikan bersama” cuitnya kembali pada Kamis 7 Januari 2020.
