KENDALKU - Memperingati Hari Toilet Sedunia disambut dengan budaya praktik membuang limbah buang air besar sembarangan (BABS) warga Indonesia masih terhitung jelek.
Masyarakat masih membuang secara sembarangan dan terbuka. Berpotensi sebabkan penyakit.
Kebiasaan BABS tersebut menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya sanitasi yang layak dan aman.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) menyebutkan bahwa 7,61 persen rumah tangga di Indonesia masih mempraktikkan kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) di tempat terbuka.
Baca Juga: Kemenag Buka Kemungkinan Daftar Umrah dan Bayar Zakat lewat Tokopedia
"Rumah tangga yang masih mempraktikkan BABS, buang air besar sembarangan di tempat terbuka itu 7,61 persen," kata Subkoordinator Air Limbah Domestik dan Drainase Lingkungan Wilayah 2 Dirjen Cipta Karya Kemen PUPR, Nanda Lasro Elisabet Sirait, dalam Webinar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperingati Hari Toilet Sedunia, Jakarta, Kamis 19 November 2020.
Karenanya, Kemen PUPR menargetkan praktik BABS akan mencapai nol persen pada 2024, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar secara sembarangan.
Melalui pembangunan hunian yang layak diharapkan tersedia fasilitas sanitasi yang sehat dan aman.
Data Kemen PUPR mencatat data Susenas 2019, rumah tangga yang menempati hunian dengan akses sanitasi yang layak adalah sebanyak 77,4 persen, termasuk di dalamnya 7,5 persen sanitasi yang aman.