Ucapan Macron Hina Islam, AHY Minta Indonesia Tegas Panggil Dubes Perancis

- 30 Oktober 2020, 09:04 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono.
Agus Harimurti Yudhoyono. //Instagram/agusyudhoyono/

KENDALKU – Ucapan Presiden Perancis  yang menghina umat Islam ditanggapi oleh putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

AHY yang juga Direktur Eksekutive The Yudhoyono Institute (TYI) dan AHY Foundation, geram dengan ucapan Emmanuel Macron.

Ucapan Macron membuat kontroversi dibelahan dunia terutama kepada negara-negara muslim, termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Budi Karya Sumadi: Puncak Kepadatan Transportasi Libur Panjang Jatuh pada 1 November

Indonesia sebagai negara dengan muslim banyak tidak boleh membiarkan ucapan Emmanuel Macron membuat kekacauan.

Karenanya, pemerintah diminta tegas melakukan tindakan yang cepat. Jangan sampai masalah ucapan penghinaan tersebut terus menggelinding di tengah masyarakat.

AHY secara terbuka menyampaikan pesan kepada pemerintah, teruntuk khusus kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

Baca Juga: Terlalu Banyak Bermedsos Bikin Cemas, Ini Tips Agar Bisa Rehat Sejenak

Pernyataan AHY, dia cuitkan dalam akun Twitter nya @AgusYudhoyono:

"Saya mengikuti perkembangan berita ttg kontroversi Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari aspek apapun, sikap Macron tetap tidak bisa dibenarkan," cuitan AHY pertama.

AHY meminta  penghinaan seperti itu dihentikan karena bisa melukai umat Islam dunia.

Baca Juga: Kendal Jadi Kabupaten Paling Rawan di Jateng dalam Pilkada 2020

"Kebebasan dlm demokrasi hrs didasari pd toleransi & penghormatan thdp keberagaman, termasuk dlm konteks agama. Masy Perancis dgn demokrasi yg mapan tentu paham, menjadikan Nabi Muhammad SAW sbg kartun bs melukai umat Islam dunia. Sayang, hal semacam itu seolah dibiarkan berulang2," ujar putra sulung SBY lewat akun Twitternya @AgusYudhoyono.

AHY juga menyebut bahwa dirinya adalah pecinta demokrasi, "Sbg pecinta demokrasi, saya berharap Perancis sbg negara  demokrasi yg mapan, mampu jadi contoh yg baik dlm perlindungan & penghormatan trhdp hak-hak kelompok minoritas. Saya meyakini, demokrasi, kebebasan & toleransi bisa berjalan beriringan.

Oleh karena itu, mewakili Partai Demokrat, AHY meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memanggil duta besar Perancis.

Baca Juga: Cara Dapat Token PLN Gratis, Cukup Pakai WhatsApp

"Untuk itu, mewakili @PDemokrat, saya mendorong & mendukung pemerintah RI utk bersikap tegas. Pemanggilan Dubes Perancis oleh @Kemlu_RI hrs pastikan pesan Indonesia benar2 didengar. Jangan membiarkan kontroversi ini  berlarut2 & timbulkan hal2 tdk produktif di tengah pandemi," pinta akun @AgusYudhoyono.

AHY menyebut Indonesia punya tanggung jawab moral, karena memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.

"Sbg negara dgn populasi Muslim terbesar dunia, Indonesia punya tanggung jawab moral utk suarakan aspirasi Muslim dunia. Saya jg mengajak sdr2 umat Islam utk menahan diri & tdk terprovokasi. Mari kita buktikan, Islam sbg Rahmatan Lil Alamin, membawa rahmat & pesan damai bagi dunia," lanjut akun @AgusYudhoyono.

Baca Juga: 15 Sepeda Lipat Pemberian Daniel Mananta Dipermasalahkan KPK

Pernyataan kontroversial Presiden Emmanuel Macron ini bermula dari insiden pembunuhan seorang guru sejarah bernama Samuel Paty yang mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad SAW di Tabloid Charloe Hebdo pada pertengahan Oktober 2020 lalu.

Macron juga menyebut kasus pembunuhan guru itu bertentangan dengan kebebasan berekspresi.

“Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron melansir Zona Jakarta, dikutip dari dari Reuters. ***

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: Twitter Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah