Pada salah satu sisi, di bagian bawah terdapat gambar pintu gerbang yang dijaga oleh dua raksasa yang memegang pedang dan perisai.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Merk Mie Ramen Instan Terenak Khas Jepang dan Korea yang Halal Untuk Dikonsumsi Muslim
Itu melambangkan pintu gerbang istana, dan pada waktu dimainkan gunungan dipergunakan sebagai istana.
Di sebelah atas gunung terdapat pohon kehidupan (kalpataru) yang dibelit oleh seekor ular naga. Pada cabang pohon digambarkan beberapa binatang hutan, seperti harimau, banteng, kera, dan burung.
Gambar gunungan secara keseluruhan menggambarkan keadaan di dalam hutan belantara.
Sisi ini melambangkan keadaan dunia beserta isinya. Pada sisi sebaliknya, digambarkan kobaran api menyala-nyala. Ini melambangkan kekacauan dan neraka.
Sebelum wayang dimainkan, gunungan ditancapkan di tengah-tengah layar, condong sedikit ke kanan yang berarti bahwa lakon wayang belum dimulai, bagaikan dunia yang belum beriwayat.
Setelah dimainkan, Gunungan dicabut, dijajarkan di sebelah kanan.
Gunungan dipakai sebagai tanda akan bergantinya lakon/tahapan cerita. Untuk itu gunungan ditancapkan di tengah-tengah condong ke kiri. Selain itu gunungan digunakan juga untuk melambangkan api atau angin.
Dalam hal ini sisi gunungan dibalik, di sebaliknya hanya terdapat cat merah-merah, dan warna inilah yang melambangkan api.