Lockdown Pulau Jawa, Sesuai Ramalan Jayabaya 500 Tahun Lalu: Pagebluk Luar Biasa Tersebar Merata di Tanah Jawa

- 27 Januari 2021, 16:35 WIB
Ilustrasi lockdown
Ilustrasi lockdown /

Tanah Jawa Semakin Rusak

Warna-warna kang bebaya, Angrusaken Tanah Jawa, Sagung tiyang nambut karya, Pamedal boten nyekapi,Priyayi keh beranti, Sudagar tuna sadarum, Wong glidhik ora mingsra,Wong tani ora nyukupi, Pametune akeh serna aneng wana.

Artinya, bermacam-macam bahaya yang membuat tanah Jawa rusak. Orang yang bekerja hasilnya tidak mencukupi. Para priyayi banyak yang susah hatinya. Saudagar selalu menderita rugi. Orang bekerja hasilnya tidak seberapa. Orang tani pun demikian juga. Penghasilannya banyak yang hilang di hutan.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya 500 Tahun Lalu, Bau Tak Sedap Arah Barat Daya Gunung Merapi, Tanda Sabdo Palon Muncul

Banyak Kejahatan Terjadi

Bumi ilang berkatira, Ama kathah ingkang ilang, Cinolong dening sujanmi, Pan sisaknya nglangkungi, Karana rebut rinebut, Risak tetaning janma, Yen dalu grimis keh maling, Yen rina-wa kathah tetiyang ambegal.

Artinya, bumi sudah berkurang hasilnya. Banyak hama yang menyerang. Kayupun banyak yang hilang dicuri. Timbullah kerusakan hebat sebab orang berebutan. Benar-benar rusak moral manusia. Bila hujan gerimis banyak maling tetapi bila siang hari banyak begal.

Sabdo Palon Akan Menyebarkan Agama Budha

Klawan Paduka sang Nata, Wangsul maring sunya ruri, Mung kula matur petungna, Ing benjang sakpungkur mami, Yen wus prapta kang wanci, Jangkep gangsal atus tahun, Wit ing dinten punika, Kula gantos kang agami, Gama Buda kula sebar tanah Jawa.

Artinya, berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Budha lagi (Kawruh Budi), saya sebar seluruh tanah Jawa.

Halaman:

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: Lingkar Madiun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah