Lockdown Pulau Jawa, Sesuai Ramalan Jayabaya 500 Tahun Lalu: Pagebluk Luar Biasa Tersebar Merata di Tanah Jawa

- 27 Januari 2021, 16:35 WIB
Ilustrasi lockdown
Ilustrasi lockdown /

Baca Juga: Pemerintah Janji Benar-benar Perjuangkan Nasib Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer

Sabdo Palon Muncul Saat Gunung Merapi Meletus

Sinten tan purun nganggeya, Yekti kula rusak sami, Sun sajekken putu kula, Berkasakan rupi-rupi, Dereng lega kang ati, Yen durung lebur atempur, Kula damel pratandha, Pratandha tembayan mami, Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar.

Artinya, bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.

Akan Ada Bau Tidak Sedap

Ngidul ngilen purugira, Ngganda banger ingkang warih, Nggih punika medal kula, Wus nyebar agama budi, Merapi janji mami, Anggereng jagad satuhu, Karsanireng Jawata, Sadaya gilir gumanti, Boten kenging kalamunta kaowahan.

Artinya, lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda. Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi. *** (Aisyah Rahmatul Fajrin/Lingkar Madiun)

 

 

Halaman:

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: Lingkar Madiun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah