Saeed Khatibzadeh mengatakan penyitaan itu karena masalah teknis dan itu terjadi di bidang perkapalan.
"Organisasi Pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal sedang mencari penyebab masalah dan menyelesaikannya," kata Saeed Khatibzadeh dalam konferensi pers mingguan yang disiarkan televisi.
Saeed Khatibzadeh mengatakan, setidaknya ada 61 awak kapal yang merupakan warga negara Iran dan China dan telah ditahan.
Namun Kementerian luar negeri Indonesia tidak mengomentari masalah penahanan tersebut.
Baca Juga: Catat! Operasional Bus Transjakarta Diperpanjang Mulai Hari Ini
Dari data pengiriman di Refinitiv Eikon, kedua supertanker yang ditahan Indonesia, tercatat masing-masing mampu membawa 2 juta barel minyak.
Dua Kapal Taker itu, terakhir terlihat awal bulan Januari 2021 di lepas pantai Singapura.
Dari data tersebut juga terlihat Very Large Crude Carrier (VLCC) MT Horse, milik National Iranian Tanker Company (NITC), hampir terisi penuh dengan minyak sementara VLCC MT Freya, yang dikelola oleh Shanghai Future Ship Management Co, kosong.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan kepada wartawan: "Kapal itu membawa minyak ... masalah tersebut sedang ditindaklanjuti oleh Iran".