Cara Mengembalikan Indra Penciuman yang Hilang Karena Gejala Covid-19

- 22 Januari 2021, 11:22 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /Pixabay /Miroslava Chrienova

KENDALKU - Berikut cara mengembalikan indra penciuman akibat gejala virus Covid-19 yang menyerang Anda.

Ada sejumlah cara bisa dilakukan mengembalikan indra penciuman hilang akibat virus Covid-19, yang cukup sederhana dan mudah.

Dokter spesialis paru, Sylvia Sagita Siahaan memberikan sejumlah cara mengembalikan indra peciuman karena gejala Covid-19.

"Yang paling baik rehabilitasi penciuman misalnya mencium sesuatu seperti minyak kayu putih. Jadi kita rangsang saraf lagi saraf-sarafnya untuk bisa beregenerasi supaya anosmianya menjadi perbaikan," ujarnya dalam sesi bincang Dokter Menjawab dengan tema "Positif Covid 19 Harus Ngapain?" yang digelar daring pada Kamis 21 Januari 2021 malam.

Baca Juga: Bupati Sleman Malah Positif Covid-19 Usai Vaksinasi: Saya Yakin Bukan Karena Vaksinnya

Peneliti anosmia Eric Holbrook, yang juga direktur rinologi di Massachusetts Eye and Ear mengatakan, pasien dapat mencoba pelatihan aroma yakni menemukan bau yang kuat dan menghirupnya sambil berfokus pada seperti apa aroma itu seharusnya.

Beberapa penelitian menunjukkan, orang-orang mengalami peningkatan kemampuan mencium dibandingkan dengan kelompok kontrol setelah menjalani pelatihan penciuman.

"Tidak semua orang merespons hal yang sama. Ini sesuatu yang non-invasif dan mudah dilakukan dan disarankan," tutur Holbrook seperti dikutip dari Prevention, Jumat.

Pasien bisa mengumpulkan beberapa aroma yang kuat misalnya kayu manis, mint, jeruk, wewangian mawar dan cengkih. Lalu tarik napas selama 10- 20 detik sambil memikirkan seperti apa aromanya.

Baca Juga: Ini Tiga Syarat Perusahan Boleh Vaksinasi Mandiri dari Pemerintah

Ahli otolaryngologi di Mount Sinai Hospital, New York, Alfred Iloreta beberapa waktu lalu memulai uji klinis untuk melihat apakah mengonsumsi minyak ikan membantu memulihkan indra penciuman.

Asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam minyak ikan dapat melindungi sel saraf dari kerusakan lebih lanjut atau membantu meregenerasi pertumbuhan saraf.

"Jika Anda tidak bisa membaui atau rasa, Anda akan kesulitan makan apa pun dan itu adalah masalah kualitas hidup yang sangat besar. Pasien saya, dan orang yang saya kenal yang kehilangan baunya, benar-benar hancur karenanya," kata Iloreta seperti dikutip dari The New York Times.

Studi dalam Journal of Internal Medicine pada Januari 2021 menemukan, hampir 86 persen dari 2.581 pasien Covid-19 yang diteliti kehilangan membaui dan mengecap akibat virus corona.

Baca Juga: Panduan Setting Frekuensi Chanel SCTV Yang Hilang di Parabola

Dokter spesialis penyakit menular di Northeast Ohio Medical University, Richard Watkins seperti dikutip dari Prevention, menjelaskan, anosmia terjadi sebagai efek samping virus yang berkembang biak di hidung dan tenggorokan.

Virus dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan di saluran hidung sehingga menyebabkan hidung tersumbat, menurunkan indra Anda dalam prosesnya.

Tetapi mengapa gejala ini tak kunjung hilang pada beberapa orang belum sepenuhnya bisa dipahami para ahli.

"Reseptor virus telah ditemukan di lapisan khusus rongga hidung yang berisi saraf penciuman yang pertama kali mendeteksi bau di udara. Meskipun reseptor ini belum ditemukan pada saraf itu sendiri, kerusakan di sekitarnya kemungkinan besar menyebabkan hilangnya bau," tutur Holbrook.

Baca Juga: LINK STREAMING Film The Host, The Circle, Jadwal Acara TRANS TV Jumat 22 Januari 2021

Anosmia biasanya akan membutuhkan waktu untuk enyah, bisa berbulan-bulan dan umumnya berbeda-beda antar pasien. Para peneliti menemukan sekitar 15 persen belum bisa memulihkan indra perasa dan penciuman mereka 60 hari setelah infeksi, sementara hampir 5 persen berada dalam situasi yang sama hingga enam bulan kemudian.

Sylvia mengatakan, para dokter yang menangani Covid-19 akan bekerja sama dengan dokter spesialis THT dalam kasus anosmia. Penanganannya bisa tergantung derajat kerusakan saraf yang diakibatkan virus.

"Kami bekerja sama dengan dokter THT, karena saluran napasan atas memang dipegang THT juga. Biasanya memang tergantung derajat kerusakannya karena yang dirusak sarafnya," demikian kata dia.***

Editor: Muhammad Nurrozikan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x