Habib Idrus Doakan Megawati dan Jokowi Berumur Pendek, Ternyata Sedang Sakit

- 24 November 2020, 11:15 WIB
Habib Idrus Jamalullail saat memberi sambutan di acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat.
Habib Idrus Jamalullail saat memberi sambutan di acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat. /YouTube/Front TV

KENDALKU - Beberapa waktu lalu, saat acara Maulid Nabi Muhammad SAW digelar di kediaman Habib Rizieq, Petamburan, ada hal yang menjadi perhatian, yaitu sosok Habib Idrus Jamalullail.

Sosok Habib Idrus tersebut sempat menjadi kontroversi karena mendoakan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Megawati Soekarnoputri berumur pendek.

Di sisi lain, dia juga mendoakan Habib Rizieq berumur panjang dan menjadi pemimpin Indonesia.

“Pendekkan umur Megawati sama Jokowi,” ucap Habib Idrus, disambut seruan 'amin' kompak oleh jemaah.

Baca Juga: Merapi Hari Ini Ada Suara Guguran 9 Kali Dari Pos Babadan dan Kaliurang

Saat hadir di acara Maulid Nabi tersebut, Habib Idrus mengaku bahwa, tujuan utamanya hadir dalam acara tersebut adalah untuk bertemu dengan Habib Rizieq Shihab.

Meskipun dalam kondisi sakit selama tiga bulan dan tak kunjung sembuh, itu tidak akan menjadi penghalang baginya.

Dalam kondisi sakit tersebut, dia meminta Jemaah yang hadir untuk memberinya waktu satu menit.

Baca Juga: 16 Relawan Baznas Tanggap Bencana Kendal Dilatih Basarnas Lakukan Water Rescue

“Mohon maaf, dengerin 1 menit Insyaallah enggak lebih,” kata dia sebelum memanjatkan doa di atas.

Merespons doa tersebut, Politisi partai Nasdem sekaligus Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni angkat bicara.

Ia menilai bahwa kritik terhadap Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri harus disampaikan dengan santun, tidak dengan mendoakan yang buruk.

"Kalaupun ada pihak yang memang dinilai membuat kesalahan, maka sebaiknya kritikan disampaikan secara santun dan pihak yang bersangkutan didoakan agar bisa menjadi lebih baik," jelas Sahroni dikutip dari Antara pada Senin, 16 November 2020.

Baca Juga: Kesempatan Masih Terbuka Lebar, Mendikbud Nadiem Makarim Ajak Guru Honorer Daftar P3K

Lebih lanjut Sahroni menegaskan bahwa doa yang jelek, tidak bisa disebut doa melainkan sumpah serapah.

"Tidak boleh mendoakan yang jelek, itu bukan doa namun sumpah serapah," ujarnya.

Sahroni berpesan kepada para ulama untuk menuturkan kata-kata yang baik, menyejukkan, serta tidak melakukan provasi.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-19 Dilarang Makan Pecel Lele dan Gorengan

“Saya juga ingin mengingatkan agar ulama maupun pemuka agama atau siapapun yang punya massa, hendaklah berkata-kata yang baik. Ceramah yang menyejukkan, tidak memprovokasi, berilah contoh yang baik bagi umat," pungkasnya. ***

Editor: Ade Lukmono

Sumber: ANTARA Front TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x