Perbedaan Baby Blues Dengan Post Partum Depression, Gangguan Mental Serius Paska Melahirkan, Wajib Tahu!

10 Januari 2022, 10:11 WIB
Lebih Parah dari Baby Blues, Inilah Postpartum Depression yang Mengganggu Mental /Pixabay/fancycrave1

KENDALKU - Sebagian masyarakat Indonesia banyak yang belum mengetahui bahkan sebagian lagi masih tidak percaya tentang Baby Blues dan Post Partum Syndrome atau juga yang disebut post partum depression.

Kondisi gangguan mental pada ibu yang baru saja melahirkan atau depresi paska melahirkan disebut baby blues dan post partum depression.

Perbedaan Baby Blues dan Post Partum depression berdasarkan waktu gangguan yang dialami oleh ibu paska melahirkan.

Baca Juga: Cara Mengekstrak Gel Aloe Vera, Membuat Masker Lidah Buaya Untuk Kecantikan Sesuai Kebutuhan Kulit Anda

Baby blues akan terjadi selama 1-10 hari setelah melahirkan. Namun, ketika baby blues berlangsung secara terus menerus selama lebih dari dua minggu, ini bisa menjadi pertanda dari post partum depression.

Hormon paska melahirkan dapat mempengaruhi kinerja otak seseorang. Diketahui otak adalah pusat dari segala perintah yang diberikan di badan.

Tangan yang bisa bergerak ke atas dan ke bawah dikarenakan otak yang memerintahkan.

Begitu juga kemampuan berkomunikasi juga didukung oleh perintah otak.

Ketika fungsi otak seseorang tidak normal maka dia tidak bisa melakukan sesuatu yang sangat ingin dia lakukan, yaitu berbahagia bersama keluarga terutama bayi yang baru saja dilahirkannya.

Baca Juga: Mengenal Makanan Khas Imlek dan Maknanya, Simbol Keberuntungan Bagi yang Mengkonsumsinya

Dikutip dari pakar Kebidanan FK UNAIR, Dwi Izzati Budiono, S.Keb, Bd., M.Sc mengatakan bahwa gangguan mental paska melahirkan lebih banyak diderita pada usia reproduksi yaitu pada usia 18-30 tahun.

“Pada umumnya baby blues terjadi pada beberapa hari pasca melahirkan dengan gejala seperti mood yang berubah-ubah, sering menangis dan stress. Kondisi ini merupakan hal yang wajar terjadi pada ibu pasca melahirkan” ungkap Dwi Izzati.

“Walaupun kedua jenis gangguan psikologis ini sering terjadi, tidak semua ibu mengalaminya. Kalau kondisi baby blues tidak dilakukan penata laksanaan dengan baik akan berlanjut ke post partum depression” jelas Dwi Izzati.

Baca Juga: 11 Tips Tidur Berkualitas Untuk Badan Lebih Sehat Dan Bugar

Penyebab terjadinya Post Partum Depression

Adapun faktor penyebab terjadinya post partum depression adalah salah satunya perubahan besar hormon reproduksi setelah melahirkan.

Perubahan kebiasaan seorang ibu setelah mempunyai bayi yaitu kurang tidur, asupan nutrisi yang kurang baik, dan kurangnya dukungan dari suami serta keluarga bisa menjadi pemicu datangnya post partum depression.

Risiko mengalami depresi juga akan meningkat pada ibu yang sudah pernah mengalami kecemasan dan depresi saat hamil.

Kurang mendapat dukungan sosial, pernah memiliki riwayat depresi sebelumnya, atau memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami depresi juga dapat memicu gejala Baby Blues dan Post Partum.

Baca Juga: Princess Diana, Biografi Tokoh Dunia Yang Banyak Dicintai Masyarakat Inggris, Tewas Dalam Tragedi Kecelakaan

Ibu yang mengalami Baby Blues atau Post Partum Syndrome bukan karena dia tidak bersyukur, lemah iman, atau tidak kuat mental.

Sekuat apapun mental seorang wanita dapat menjadi lemah karena ibu yang mengalami baby blues atau post patrum memang sedang tidak bisa berfikir dengan jernih.

Apabila istri atau kerabat Anda mengalami gejala baby blues bahkan post partum segera dibawa ke psikolog.

Karena ibu yang mengalami baby blues ataupun post partum sangat membutuhkan bantuan, hal ini merupakan hal yang serius, jika tidak diatasi dengan benar dapat berdampak buruk bagi kejiwaan sang ibu.***

Editor: Maya Atika

Tags

Terkini

Terpopuler