Menurut Yenu, KKB bertindak sangat ceroboh dan tidak dalam pertimbangan yang cukup matang.
Meski pihaknya mengklaim jika korban yang telah dibunuh adalah bagian dari mata-mata aparat keamanan, namun tindakan semacam itu justru Sangat merugikan.
“Kami sadar jika pertumpahan darah tidak akan memberikan kebebasan, kalaupun bebas kita sudah kehilangan anggota keluarga sendiri akibat dari penembakan-penembakan yang terjadi,”
Diberitakan sebelumnya bahwa kelompok KKB telah melakukan pembunuhan terhadap dua orang guru pada tanggal 8 dan 9 April.
Kemudian pada tanggal 11 KKB membakar sebuah helikopter milik PT Ersa Eastern Aviation.
Lalu, pada tanggal 14 April KKB menembak mati tukang ojek.
Kisah pilu juga terjadi pada 15 April dimana KKB kembali lagi menembak mati salah seorang siswa SMA dan disiksa hingga jasadnya ditemukan mengenaskan.
Itulah yang dikatakan Aktivis Papua, Markus Yenu mengenai tidak sepaham dengan KKB Papua.***