Tahun 2021 IKM Herbal Bakal Ketiban Rezeki Ekspor, Mau Tahu Caranya?

- 21 Januari 2021, 17:29 WIB
Ilustrasi produk herbal bakal ketiban rezeki ekspor di 2021
Ilustrasi produk herbal bakal ketiban rezeki ekspor di 2021 /Iwan Rahmansyah

KENDALKU – Produk alam herbal menjadi primadona ekspor bagi Jateng. Tahun 2021 Provinsi Jateng akan menggenjot ekspor produk herbal.

Di masa pendemi, produk Industri Kecil Menengah punya kesempatan besar membuka kran pasar ekspor.

Pemrov Jateng akan memfasilitasi pasar ekspor bagi produk herbal dengan memunculkan para eksportir baru.

Sebab, produk herbal banyak dibutuhkan sebagai salah satu penguat imun tubuh masyarakat, guna menghindari virus Corona. Tak heran, jika upaya itu mulai digas sejak awal tahun ini.

Baca Juga: Pemprov Jateng Cari Siapa yang Siap Jadi Eksportir Produk Herbal dan Sarang Burung Walet

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo mengatakan pihaknya akan melakukan upaya peningkatan ekspor produk herbal tahun ini.

"Tahun 2021, kita dorong produk (ekspor) yang sifatnya herbal," kata Arif ditemui di kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Kamis 21 Januari 2021.

Sebelumnya, Jawa Tengah sukses mengantarkan ekspor produk herbal sarang burung walet.

Yang mana diketahui, jika sarang burung walet bagus untuk produk makanan dan minuman, pada beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Update Terbaru, Data Jumlah Penduduk Indonesia Kini Sudah Mencapai 271.35 Juta Jiwa

"Sarang burung walet sekarang untuk makanan dan minuman, yang saat ini sedang baik," sambung Arif.

Secara keseluruhan Dispederindag menilai, secara internal untuk persoalan ekspor tidak menemui kendala berarti.

Kaitannya internal, pihaknya akan menekankan berbagai cara untuk terus bisa memunculkan eksportir baru. Seperti halnya akan memaksimalkan program Export Coaching Program.

Diketahui, terangnya, program ini adalah kegiatan pembekalan ilmu tentang ekspor, wacana, serta praktik untuk pelaku usaha.

Baca Juga: Dayana Kunjungi Kedubes Indonesia di Kazakhstan, Ditantang Makan Seblak dan Semur Jengkol

Mereka juga akan dilatih untuk bisa mendatangkan pembeli (buyer). "Bisa jadi dalam pelatihan itu dia bisa ekspor," ujarnya.

Arif mencontohkan, tahun kemarin saja, dari program Export Coaching Program diikuti 26 orang peserta. Dari jumlah itu, 14 orang di antaranya bisa melakukan ekspor dengan total nilai USD 11,1 juta.

"Itu bagi IKM (Industri Kecil Menengah) kan besar totalnya. Karena yang kita latih ini yang masih kecil dan menengah," tutur dia lebih lanjut.

Sedangkan untuk kendala eksternal, Arif menambahkan, pihaknya membutuhkan pihak lain. Misalnya optimalisasi pelabuhan.

Baca Juga: Heboh Suara Dentuman di Bandung dan Cimahi, Ternyata Ini Hasil Analisis BMKG

Seperti halnya, adanya kontainer yang datang ke pelabuhan namun tidak membawa muatan. Hal itu sama saja merugi.

"Nah ini yang sudah dirapatkan di pemerintah pusat, sebulan yang lalu. Kemungkinan akan mendatangkan kontainer. Tapi kini, kontainer ini sudah semakin membaik," katanya.

Pada tahun lalu, ekspor nonmigas Jateng masih surplus USD 940 juta. Atas capaian itu, dia menilai trek Jateng sudah bagus. Sampai saat ini, negara tujuan ekspor produk asal Jateng adalah USA, Jepang, China, Uni Eropa di Jerman, dan negara Asean.

"Dengan produk unggulan Jateng meliputi tekstil, furniture, alas kaki sepatu, barang barang dari kulit," katanya. ***

Editor: Ambar Adi Winarso


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x