KENDALKU - Gunung Semeru di Lumajang dan Malang Jawa Timur menunjukan aktivitas vulkanik dengan erupsi guguran lava pijar dan awan panas.
Sementara, di Jawa Tengah Gunung Merapi juga mengalami peningkatan aktivitas yang cukup signifikan.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi mengalami 46 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Senin 30 November 2020, mulai pukul 00.00-24.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan pada periode pengamatan itu juga tercatat 307 kali gempa hybrid atau fase banyak, 50 kali gempa hembusan, satu kali gempa tektonik, dan 31 kali gempa vulkanik dangkal.
Baca Juga: Ternyata Libur Akhir Tahun Dikurangi 3 Hari
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 20 meter di atas puncak.
Pada periode pengamatan itu, dilaporkan pula suara guguran satu kali dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dengan intensitas sedang.
Laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari (dalam tiga hari).
BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.