KENDALKU - Ketika para kepala daerah atau pejabat banyak bertumbangan karena terpapar Covid-19, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih terjaga kesehatannya sampai sekarang.
Padahal, aktivitas sebagai kepala daerah intensnya sangat tinggi dalam mobilitas kesana-kemari. Ganjar seolah 'tak peduli' kemanapun dia berada, resiko Covid-19 selalu mengintai saat berinteraksi.
Secara protokol kesehatan, Ganjar juga tak beda dengan kepala daerah lainnya. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan menjaga pola makan sehat dan istirahat cukup.
Namun kenapa para kepala daerah banyak yang terpapar Covid-19, dan Ganjar tidak.
Baca Juga: Refly Harun Tertarik Skenario Pilpres Megawati, Kukuh Pilih Puan Atau Mengalah Tunjuk Ganjar
Rupanya ada satu 'protokok kesehatan' yang Ganjar terapkan, dan kepala daerah lain tidak menyadarinya cara-cara unik Ganjar membentengi diri dari serangan Virus Corona.
Sebagai orang Jawa tulen, Ganjar paham betul apa arti sebuah sugesti. Pendekatan rasa dari hati ke hati tanpa harus menggurui untuk patuh pada apa namanya protokol kesehatan 3M.
Jika dulu dalam budaya tradisional ada namanya dukun dengan mantra ajaib untuk mengusir mahluk jahat dan lelembut sebangsa penyakit, Ganjar juga menerapkan hal yang sama.
Bedanya, mantra ajaib Ganjar tidak perlu dirapal atau diucapkan berulang kali agar manjur usir Corona atau Covid-19.
Baca Juga: Survei Empat Besar Capres 2024 Ada Prabowo, Ganjar, Ridwan Kamil dan Habib Rizieq
Dia cukup menyelipkan mantra itu dalam kaus yang dia pakai saat bertemu dengan warganya. Sebuah tulisan yang orang cukup membacanya tanpa harus disuruh ikut membaca.
Sugesti itulah yang saat ini cukup manjur menjaga orang nomor satu di Jateng itu masih terhindar dari penyakit yang menyerang saluran pernafasan itu.
Bahkan tak hanya Ganjar, orang disekitar dia juga bisa jadi ikut aman terpapar dari Covid-19 setelah membaca mantra dalam kaus yang dipakai Ganjar.
Kaus dengan mantra ajaib itu biasa Ganjar pakai setiap dia keliling Jawa Tengah, terutama saat akhir pekan karena menyesuaikan Kondisi yang memang jatahnya libur kedinasan.
Baca Juga: Mandek Lama Ganjar Sentil PT Gas, Kapan Jalur Pipa Gas Cirebon Semarang Dikerjakan
Kaus mantra ajaib itu kini jadi media sosialisasi efektif sang gubernur, bagaimana bahanya Covid-19.
Kaus tersebut bertuliskan kalimat sederhana sebagai mantra ajaib, berisi pesan lawan Corona, seperti, "Bersama Lawan Corona", "Cuci Tangan Terus Biar Gak Kena Corona Virus".
Ada juga yang berbahasa Jawa yakni "Nyedak Keplak" (ditampar kalau mendekat), "Lagi Wabah Becik Ning Omah" (Sedang Wabah Lebih Baik di Rumah).
Untuk sosialisasi sugesti warga agar menggunakan masker, ada kaus bertulis “MASkeran KEREN”.
Baca Juga: Jateng Terima TKDD APBN, Ganjar Siap Tancap Gas Pemulihan Ekonomi
Desainnya unik, karena jika dilihat dari jauh, orang akan membacanya sebagai “Mas Keren”.
Selain itu ada kaus tema mudik, yakni “No Mudik No Cry” dengan gambar wajah Ganjar mengenakan wig ala Bob Marley.
Kaus mantra ajaib itu diproduksi awal pandemi sekitar bulan April 2020 sampai sekarang.
Ganjar selalu mengenakan kaus tersebut dalam berbagai kesempatan. Tiap hari ia berkeliling penjuru daerah dengan sepeda atau sepeda motor.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Update Terbanyak Covid Jateng, Ganjar Sebut Ada Input Data Pusat Delay
Ia mengedukasi warga tentang penggunaan masker, cuci tangan, dan pentingnya phisical distancing. Ganjar juga mengunjungi posko Corona dan balai karantina di desa-desa.
Bahkan saat sesi wawancara, kaus itu juga dikenakannya. Walhasil banyak warga dan netizen yang salfok (salah fokus) dengan kaos.
Tak hanya mereka menyukainya namun ada juga yang berminat memesan. Mantra ajaib dalam kaus pun otomatis bisa dimiliki warga umum.
“Karena yang pengen punya banyak, saya bilang ke temen-temen untuk dibuka pre order saja. Semua bisa pesan dengan sekalian donasi, jadi harganya ditinggiin, keuntungan semua untuk donasi,” kata Ganjar.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid Ganjar Usulkan Penghapusan Libur Bersama Akhir Tahun
Hanya kurun tiga hari, tercatat ada pemesanan sekitar 2.500 kaus. Order datang dari penjuru Nusantara. Bahkan ada yang memesan dari Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Taiwan.
"Ini adalah bentuk kerja sama kepedulian terhadap sesama, wujud gotong royong masyarakat," ujar Ganjar.
"Mudah-mudahan bisa baca, 'Nyedak Ngeplak'. Nyedak ngeplak itu adalah physical distancing gaya kita," pungkas Ganjar. ***