Pesan Cak Nun Jangan Jelekkan Islam, Saya Jatuhkan Soeharto dan Bisa Jatuhkan Siapa Saja di Jakarta

- 24 November 2020, 13:54 WIB
Cak Nun berpesan agar bersikap arif dan bijaksana sehingga mampu mengapresiasi satu sama lain.
Cak Nun berpesan agar bersikap arif dan bijaksana sehingga mampu mengapresiasi satu sama lain. /Wilujeng Kharisma/Pikiran Rakyat

KENDALKU - Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun meminta pemerintah atau aparat jangan terlalu ikuta-ikutan arus menjelekan Islam.

Apalagi menuduh jika Islam itu radikal. Dia menyebut bahhwa tidak ada namanya Islam radikal.

Indonesia justru kata Cak Nun sangat membutuhkan Islam karena umat Islam orangnya pandai bersyukur.

Indonesia akan aman jika ada Islam dan mewanti-wanti kepada semua pihak agar berhenti memojokkan Islam.

Baca Juga: Polisi Akan Panggil Pemeran Pria dalam Video Syur Mirip Artis Gisel

Ucapan Cak Nun itu seperti dalam akun YouTube @Sinau Urip berjudul Cak Nun Marah Islam Disebut Radikal, yang diupload pada 14 Desember 2019.

“Islam itu yang mengajarkan rasa syukur,dan rasa syukur itu tidak ada diluar Islam, itu ayatnya jelas dalam Islam, dunia ini seharusnya rusuh terus sedunia,tapi karena orang Islam itu pandai bersyukur maka dunia ini menjadi aman,” katanya.

Jika selalu menjelek-jelekkan Islam, Cak Nun akan hilang kesabarannya.

“Jadi jangan selalu menjelek-jelekkan Islam, lama-lama hilang kesabaran saya,ini saya masih sabar sampai saat ini, bila engkau selalu menjelek-jelekkan Islam nanti saya laporkan kepada yang punya,” katanya.

Baca Juga: Kontestan KDI Jadi Pengawas TPS di Pilgub Kendal 2020

Artikel ini sudah tayang di Jurnal Presisi dengan judul: "Cak Nun Murka! Gak Ada Islam Radikal, yang Radikal Itu Pemerintah".

Indonesia juga saat ini aman dan nyaman karena sebagian besar warganya adalah umat Islam. Dikarenakan seorang muslim itu juga berlapang dada dengan tulus serta pasrah kepada Allah SWT.

“Karena orang Islam pandai bersyukur dan menerima dengan ikhlas, pasrah kepada Allah S.W.T maka berlangsunglah keamanan nasional diseluruh Indonesia, karena mayoritas agamanya adalah Islam,” katanya.

Bahkan dia meminta audiennya untuk membayangkan, apa jadinya masyarakat ini kalau meraka tak pandai bersyukur di tengah ketimpangan sosial semacam ini. Mereka yang merasa tak puas dengan keadaan akan mudah melakukan tindakan-tindakan yang buruk.

Baca Juga: Segera Dirilis Aplikasai Navigasi Penerbangan Aman Bebas Covid dari IATA

“Bayangkan kalau mayoritas agamanya selain Islam sedikit-sedikit tidak terima, ini sudah Islam jawa pula, orang Jawa bisa menerima, yang bukan Jawa belum tentu menerima, Alhamdulillah ya," ujarnya.

Tokoh pentolan Reformasi 1998 ini kembali memperingatkan agar pemerintah dan aparat kepolisian menghindari arus argumentasinya ikutan menjelek-jelekkan Islam.

“Jadi tolong pak polisi, pak pemerintah jangan terlalu ikut arus menjelek-jelekkan Islam sebelum saya marah, sebab ada saatnya saya tidak diam seperti sekarang, menurutmu untung apa saya kesini,bila bukan karena aku bersyukur dan cinta kepada kalian,” katanya.

Tanpa tedeng aling-aling dia membeber masa lalunya saat menjatuhkan rezim Orde Baru, dan kapasitas untuk melakukan hal serupa masih dimilikinya hingga kini.

Baca Juga: Hindari Kerumunan di TPS, Mendagri Tito Karnavian Minta Pemilih Langsung Pulang Setelah Mencoblos

“Saya bisa jatuhkan Soeharto, dan saya bisa menjatuhkan siapa saja di Jakarta kalau saya mau," ucapnya.

Namun Cak Nun mengaku tidak ada niatan karena dia masih bertemu rakyat yang penuh rasa syukur, penuh perdamaian, penuh kerukunan setiap hari.

Secara lugas dia nyatakan bahwa Islam tidak ada yang radikal kepada pihak perwakilan dari kepolisian.

Lantas dia langsung menohok kepada pehak pemerintah bahwa yang radikal itu pemerintah. Pasalnya pemerintahlah yang selalu memaksakan pendapatnya.

Baca Juga: Bahar Smith Tolak Pemeriksaan Polisi Kasus Penganiayaan Sopir Taksi

“Asal Islam kalian curigai tidak ada yang radikal tapi kalian bilang radikal di Mojokerto tidak ada disini …ini pak, tidak ada. Yang radikal itu pemerintah memaksakan pendapatnya terus menerus, bila saya teruskan saya mau berdebat nasional tentang ini,” tegasnya. (Antonio Fernando/Jurnal Presisi)

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: YouTube Jurnal Presisi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x