Pemprov Jateng Cari Siapa yang Siap Jadi Eksportir Produk Herbal dan Sarang Burung Walet

21 Januari 2021, 16:46 WIB
Sarang Burung Walet Kualitas Ekspor Kementan RI /Kementan RI/

KENDALKU - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencari siapa yang siap menjadi eksportir ragam produk herbal dan sarang burung walet.

Pemrprov Jateng akan memberikan pelatihan dan pendampingan sampai pada akhirnya bisa ekspor sejumlah komoditas unggulan ke negara-negara tujuan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo mengatakan potensi ekspor produk herbal dan sarang burung walet tengah menjadi primaoda bagi negara-negara lain.

Produk herbal banyak dibutuhkan sebagai salah satu penguat imun tubuh masyarakat, guna menghindari virus Corona.

Baca Juga: Update Terbaru, Data Jumlah Penduduk Indonesia Kini Sudah Mencapai 271.35 Juta Jiwa

"Tahun 2021, kita dorong produk (ekspor) yang sifatnya herbal," kata Arif ditemui di kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Kamis 21 Januari 2021.

Menurutnya, peningkatan ekspor produk herbal dilakukan karena saat ini situasinya masih pandemi. Selain itu pula, Jawa Tengah juga akan menggenjot ekspor produk sarang burung walet. Yang mana diketahui, jika sarang burung walet bagus untuk produk makanan dan minuman, pada beberapa waktu terakhir.

"Sarang burung walet sekarang untuk makanan dan minuman, yang saat ini sedang baik," sambung Arif.

Secara keseluruhan Dispederindag menilai, secara internal untuk persoalan ekspor tidak menemui kendala berarti. Kaitannya internal, pihaknya akan menekankan berbagai cara untuk terus bisa memunculkan eksportir baru. Seperti halnya akan memaksimalkan program Export Coaching Program.

Baca Juga: Dayana Kunjungi Kedubes Indonesia di Kazakhstan, Ditantang Makan Seblak dan Semur Jengkol

Diketahui, terangnya, program ini adalah kegiatan pembekalan ilmu tentang ekspor, wacana, serta praktik untuk pelaku usaha. Mereka juga akan dilatih untuk bisa mendatangkan pembeli (buyer).

"Bisa jadi dalam pelatihan itu dia bisa ekspor," ujarnya.

Arif mencontohkan, tahun kemarin saja, dari program Export Coaching Program diikuti 26 orang peserta. Dari jumlah itu, 14 orang di antaranya bisa melakukan ekspor dengan total nilai USD 11,1 juta.

"Itu bagi IKM (Industri Kecil Menengah) kan besar totalnya. Karena yang kita latih ini yang masih kecil dan menengah," tutur dia lebih lanjut.

Sedangkan untuk kendala eksternal, Arif menambahkan, pihaknya membutuhkan pihak lain. Misalnya optimalisasi pelabuhan. Seperti halnya, adanya kontainer yang datang ke pelabuhan namun tidak membawa muatan. Hal itu sama saja merugi.

Baca Juga: Jokowi Minta Masyarakat Harus Siap Angkat Senjata Jika Diminta Pemerintah Ikut Perang

"Nah ini yang sudah dirapatkan di pemerintah pusat, sebulan yang lalu. Kemungkinan akan mendatangkan kontainer. Tapi kini, kontainer ini sudah semakin membaik," katanya.

Pada tahun lalu, ekspor nonmigas Jateng masih surplus USD 940 juta. Atas capaian itu, dia menilai trek Jateng sudah bagus. Sampai saat ini, negara tujuan ekspor produk asal Jateng adalah USA, Jepang, China, Uni Eropa di Jerman, dan negara Asean.

"Dengan produk unggulan Jateng meliputi tekstil, furniture, alas kaki sepatu, barang barang dari kulit," pungkasnya.***

Editor: Muhammad Nurrozikan

Tags

Terkini

Terpopuler