Terkuak! Isi Surat Wasiat Gus Dur Diberikan Tukang Jagung, Minta Batu Nisan Makam Ditulis Nama ini

31 Desember 2020, 14:03 WIB
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur /nuonline.com

KENDALKU – Ada satu surat wasiat yang ditulis KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebelum meninggal dunia pada 30 Desember 2009.

Surat wasiat itu diberikan kepada salah satu orang terdekat Gus Dur saat menjabat Presiden RI keempat.

Tidak banyak orang yang tahu jika ada surat wasiat yang ditulis oleh Gus Dur sebelum meninggal dunia.

Bahkan, orang yang menerima surat wasiat saat itu adalah orang tukang kupas jagung dan buah-buahan di Istana Negara.

Baca Juga: Habib Rizieq Melawan! Tidak Terima Dipenjara Lagi 40 Hari ke Depan

Sesekali orang itu juga menemani Gus Dur jalan-jalan usai subuh di sekitar Istana Negara.

Menyadari posisi bukan sebagai pejabat kelas atas, tukang kupas jagung dan buah tersebut tidak berani membuka atau membaca.

Bahkan untuk menyampaikan pada kekuarga Gus Dur atau masyarakat umum malah tambah tidak berani.

Sekian tahun dia menyimpan untuk tidak membuka, membaca dan menyampaikan isi surat wasiat Gus Dur.

Baca Juga: Hotman Paris Menangis Tak Percaya Orang Terdekat Meninggal, Lagi di Bali Langsung Balik Jakarta

Dia menyampaikan jika surat wasiat Gus Dur diberikan kepadanya sejak dua tahun sebelum wafat hingga tujuh hari menjelang wafat.

"Wasiat itu baru saya sampaikan saat Haul Ke-5 di dekat makam beliau di Tebuireng," ucap orang tukang kupas jagung terssebut, mengutip Antara 31 Desember 2020.

Di ketahui jika orang tukang kupas jagung dan buah tersebut adalah Khofifah Indar Parawansa, yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Timur.

Khofifah membuka dan membacakan wasiat Gus Dur yakni jika Gus Dur lebih suka disebut sebagai sosok humanis daripada pluralis.

Baca Juga: Penahan Habib Rizieq Shihab Diperpanjang 40 Hari ke Depan, Ini Alasan Polisi

"Beliau lebih suka disebut humanis karena toleransi itu ada bila sisi kemanusiaan seseorang itu lebih dominan," ujarnya, saat menghadiri Haul Ke-11 Gus Dur oleh PW GP Ansor Jatim di Gedung PWNU Jatim secara daring, Rabu 30 Desember 2020, malam.

Ia menjelaskan wasiat Gus Dur minta agar batu nisannya ditulis "The Humanist Died Here" (Di sini berbaring seorang Humanis).

Gubernur Khofifah mengaku cukup lama tidak mau memberikan testimoni tentang wasiat Gus Dur itu.

"Bertahun-tahun, saya tidak mau menyampaikan testimoni tentang beliau, karena saya merasa hanya tukang kupas jagung rebus atau buah-buahan untuk beliau, termasuk mendampingi saat jalan-jalan setelah Subuh, tapi di dekat makam beliau akhirnya saya sampaikan wasiat yang disampaikan kepada saya sejak dua tahun sebelum wafat hingga tujuh hari menjelang wafat beliau," ungkap Khofifah.

Baca Juga: 20 Kata-kata Ucapan Selamat Tahun Baru 2021, Penuh Doa dan Motivasi

Menurut mantan Meneg Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Gus Dur dan Mensos di era Presiden Jokowi itu, humanisme itu juga disampaikan Gus Dur ke seluruh dunia.

"Di AS, Gus Dur pernah bilang bahwa 'Di negeri saya, saya lindungi minoritas, maka tolong negara anda juga melindungi minoritas'," tutur-nya, mengutip Presiden Gus Dur.

Mantan anggota DPR dari PPP dan PKB itu menyatakan buku tentang Gus Dur yang memimpin negeri ini dalam 22 bulan lebih banyak daripada tentang Presiden Soeharto yang memimpin selama 30 tahunan.

"Tapi, buku yang ada mayoritas masih menunjukkan sosok Gus Dur sebagai pluralis, padahal Gus Dur lebih suka disebut sebagai humanis atau Bapak Kemanusiaan," ucap Khofifah. ***

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler