Dari Al-Bara’ bin ‘Aazib radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengutus Ali ke Yaman–lalu disebutkan kelengkapan haditsnya–, lalu Al-Bara’ mengatakan :
فَكَتَبَ عَلِىٌّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِإِسْلاَمِهِمْ ، فَلَمَّا قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْكِتَابَ خَرَّ سَاجِدًا ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ
“Ali menuliskan surat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berisi keislaman mereka (penduduk Yaman). Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat tersebut, beliau tersungkur sujud.” (HR. Al-Baihaqi 2:404)
Syarat Sujud Syukur
Sujud syukur tidak disyaratkan untuk bersuci. Inilah pendapat ulama Malikiyyah, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Asy-Syaukani, Ash-Shan’ani, Ibnu Baz, dan Ibnu ‘Utsaimin. [Mulakhkhash fii Fiqh Al-‘Ibaadaat, hlm. 257]
Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyelisihi pendapat ulama madzhab. Beliau berpendapat bahwa sujud syukur tidak disyaratkan menghadap kiblat, juga tidak disyaratkan bersuci karena sujud syukur bukanlah shalat.
Hal-hal tersebut hanyalah disunnahkan saja dan bukan syarat.
Baca Juga: Bacaan Doa sesudah Sholat Wajib, Arab, Latin, Dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Tata Cara Sujud Syukur
Tata caranya adalah seperti sujud tilawah. Yaitu dengan sekali sujud. Ketika akan sujud hendaklah dalam keadaan suci, menghadap kiblat, lalu bertakbir, kemudian melakukan sekali sujud.