Mengenal 5 Akhlak Rasulullah SAW. Salah Satunya Saat Menjadi Negarawan

- 19 September 2021, 17:30 WIB
Mengenal 5 Akhlak Rasulullah SAW. Salah Satunya Saat Menjadi Negarawan
Mengenal 5 Akhlak Rasulullah SAW. Salah Satunya Saat Menjadi Negarawan /Pixabay/sylviacopol0/

KENDALKU - 5 akhlak Rasulullah SAW yang wajib anda ketahui dan anda terapkan di kehidupan sehari-hari.

Rasulullah SAW nyatanya memiliki lima akhlak khusus yang unik dimana salah satunya menjadi seorang negarawan.

Simak selengkapnya mengenai lima akhlak khusus yang dimiliki oleh Rasulullah SAW sebagai berikut.

Baca Juga: Kisah Nabi Ayub dan Istrinya, Laya Binti Ya’qub: Menyiasati Sumpah Demi Kebaikan

Nabi Muhammad Saw. memang diutus Allah ‘Azza wa Jalla untuk menyempurnakan akhlak. Maka tak heran jika kita sebagai hamba-Nya diperintahkan untuk mengikuti akhlak beliau.

Dengan keluhuran budi dan akhlak yang mulia, Rasulullah SAW. berhasil membawa amanah yang dititipkan Allah ‘Azza wa Jalla untuk menyiarkan Islam ke seluruh penjuru dunia ini.

Rasulullah SAW tampil sebagai suri tauladan yang dapat dijadikan acuan pembangunan akhlak.

Kehidupan pribadi Rasulullah pun sangat menarik disimak. Kita dapat berkaca pada akhlak beliau yang begitu sempurna dalam mengelola beragam persoalan kehidupan.

Baca Juga: Kriteria Pemimpin Menurut Al Quran, Salah Satunya Sabar dan Tabah

Sebagaimana dirangkum Kendalku dari buku Bunga Rampai Senjata Penganjur & Pemimpin Islam karya DR. H. Husnan Bey Fananie, MA, berikut lima kahlak Rasulullah SAW.

Pertama: Nabi Muhammad SAW sebagai Suami

Beliau adalah seorang suami yang pandai mengatur urusan rumah tangga, baik ketika hanya beristrikan Khadijah, terlebih lagi ketika memiliki sejumlah istri yang memiliki karakter, latar belakang, dan usia yang berbeda-beda.

Dalam sejumlah riwayat kita bisa menemukan bahwa beliau sosok yang adil terhadap istri-istrinya, selalu mengajak istri-istrinya bermusyawarah dalam banyak urusan, lapang dada dan penyayang, pemberi solusi yang bijak, bahkan tak malu membantu istrinya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Kedua: Nabi Muhammad sebagai Ayah dan Kakek

Kasih sayang dan kelembutan Nabi Muhammad SAW terhadap anak dan cucu-cucunya tak terbantahkan lagi.

Berikut ini teladan yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, ia berkata, ”Kami shalat Isya’ bersama Nabi. Ketika Nabi sujud, Hasan dan Husain menaiki punggung Nabi. Ketika beliau mengangkat kepalanya, beliau mengambil keduanya dari sisi belakang dengan cara lembut dan menaruh keduanya di lantai. Ketika beliau sujud kembali keduanya mengulangi seperti sebelumnya sampai beliau selesai shalat. Kemudian beliau mendudukkan salah satunya di pahanya.”

Ketiga: Nabi SAW sebagai Pendidik

Nabi Muhammad SAW mengajarkan dasar-dasar ajaran agama yang lurus kepada anak-anak sejak dini. Beliau mendorong mereka untuk mempelajari etika umum dan perilaku lurus.

Beliau juga mengajarkan pentingnya anak-anak memiliki percaya diri, mandiri dan mampu mengemban tanggung jawab di usia dini. Bahkan beliau menaruh harapan pada diri Zaid bin Haritsah sebagai pemimpin pasukan kaum muslimin, meskipun usianya masih muda belia.

Ketika itu umurnya baru enam belas tahun, padahal ada orang yang lebih tua dan lebih tinggi kedudukannya, seperti Abu Bakar, Umar radhiyallahu ‘anhum. 

 
Kenapa Nabi Muhammad Saw. melakukan hal demikian? Adalah karena beliau ingin mengajarkan kepada Zaid rasa percaya diri, dan agar menghilangkan anggapan sebagian orang bahwa Zaid tidak mampu, sekaligus sebagai pembelajaran bagi generasi masanya untuk peduli dengan problematika umat dan berkontribusi menyelesaikannya.

Keempat: Nabi SAW sebagai Negarawan

Sebagai kepala negara, Nabi Muhammad SAW selalu mengedepankan musyawarah.

Dalam musyawarah Nabi Muhammad SAW mengikuti pendapat suara terbanyak meskipun berbeda pendapat dengan pendapat pribadi beliau.

Sikap ini mengandung arti bahwa sebagai pemimpin negara sekaligus seorang utusan Allah, beliau tidak berbuat sewenang-wenang dan memanfaatkan kedudukannya tersebut.

Contoh paling tepat dalam hal ini adalah Piagam Madinah di mana dengan sangat bijaksana beliau melakukan perjanjian dengan kaum kafir.

Kelima. Nabi SAW sebagai Pedagang

Sejak kecil Nabi Muhammad SAW telah dikenal dengan sifatnya yang dapat dipercaya (al-amin), sehingga tak heran jika ia dicintai seluruh masyarakat Makkah ketika itu. 
 
Pun demikian ketika beliau menjadi seorang pedagang. Kejujuran beliau menjadi garansi bagi calon pembeli untuk bertransaksi dengannya. Prinsip kejujuran inilah yang kemudian beliau tekankan bagi setiap pedagang.

Demikian beberapa contoh akhlak Nabi Muhammad Saw. yang tergambar dalam sejumlah aktivitasnya. Semoga kita sebagai umatnya mampu mengikuti segala perilaku beliau dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.***
 

Editor: Fahmi Syaiful Akbar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x