7 Keutamaan Berdoa dalam Kitab Tanqihul Qaul Al Hatsith: Doa adalah Senjatanya Orang Mukmin

- 14 September 2021, 22:00 WIB
7 Keutamaan Berdoa dalam Kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsith: Doa adalah Senjatanya Orang Mukmin
7 Keutamaan Berdoa dalam Kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsith: Doa adalah Senjatanya Orang Mukmin /Kendalku/Ika Nur Widiyanti
 
KENDALKU - Doa adalah kebutuhan seorang mukmin, sebab Allah akan memberikan banyak keutamaan bagi orang yang berdoa.
 
Kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsith karya Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi membahas banyak keutamaan amal yang bisa dilakukan oleh umat Islam, salah satunya keutamaan berdoa.
 
Kitab Tanqihul Qaul Al Hatsith terdiri dari 40 Bab yang berisi 400 hadits dengan masing-masing bab terdiri dari 10 hadits dan penjelasannya.
 
 
Keutamaan dalam berdoa dijelaskan pada bab 19 dengan judul ‘Keutamaan Doa’.
 
Permulaan bab diawali dengan nasihat Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani bahwa “Tidak baik bagi imam dan makmum keluar dari masjid tanpa berdoa”.
 
Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S Al-Insyirah ayat 7 dan 8:
 
فَاِذَا فَرَغتَ فَانصَب . وَاِ لَى رَبِّكَ فَارغَب
 
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
 
 
Arti ayat tersebut dapat dimaksudkan bahwa apabila kita telah selesai mengerjakan shalat dan ibadah lainnya, maka hendaknya memanjatkan doa dan hanya berharap kepada Allah.
 
Dijelaskan dalam hadits Anas bin Malik r.a dari Rasulullah SAW bahwasanya rahmat Allah turun ketika imam berdiri di mihrabnya dan barisan makmum telah urut. Kemudian malaikat menyeru orang-orang yang beruntung dan merugi.
 
Orang yang dimaksud beruntung adalah orang yang mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Allah setelah melaksanakan shalat.
 
Sedangkan yang dimaksud orang yang merugi adalah yang keluar dari masjid setelah melaksanakan shalat tanpa berdoa.  
 
Dirangkum oleh Kendalku, berdasarkan terjemah kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsith mengenai keutamaan doa diantaranya:
 
1. Doa adalah otak ibadah
 
. الدُّعاءُ مُـخُ العِباَ دَة
 
Doa itu adalah otak ibadah karena dua hal, pertama bahwa dengan berdoa maka telah melaksanakan perintah Allah Ta’ala, kedua bahwa apabila seseorang berdoa mengenai hajatnya maka seseorang tersebut telah meng-Esakan Allah.
 
Dengan berdoa, maka seseorang mengetahui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah Ta’ala dan merupakan bentuk berserah diri kepadaNya.
 
2. Allah mencintai orang-orang yang tetap serius dalam berdoa dan tidak ada sesuatu yang lebih mulia menurut Allah daripada berdoa.
 
Seseorang yang memanjatkan doa kepada Allah, maka ia telah mengakui kelemahannya dan sangat membutuhkan pertolongan Allah.
 
3. Allah murka kepada orang-orang yang tidak mau berdoa
 
مَن لَم يَدعُ اللّهَ تَعَالَ يَغضَب عَلَيهِ
 
“Barang siapa yang tidak mau berdoa kepada Allah Ta’ala, maka Allah marah kepadanya”
Seorang penyair berkata, “Allah marah jika kamu tidak mau memohon kepadaNya, sedangkan manusia akan marah ketika meminta”.
 
4. Meninggalkan doa merupakan perbuatan durhaka kepada Allah
 
تَركُ الدُّعَاءِ مَعصِيَةٌ
 
“Meninggalkan doa adalah durhaka”
 
Seseorang yang tidak mau memanjatkan doa kepada Allah, maka ia termasuk orang yang durhaka dan maksiat karena ia tidak mau melaksanakan perintah Allah.
 
5. Doa adalah senjatanya orang mukmin
Doa diibaratkan sebagai senjata berupa pedang oleh orang mukmin, sebab dengannya mampu menolak bencana, seperti pedang yang menolak musuhnya.
 
6. Doa sebagai tegaknya agama dan cahaya bagi langit dan bumi
Doa menjadi penegak agama, karena setiap gerakan dan bacaan dalam shalat mengandung arti doa.
Doa merupakan cahaya yang menerangi apa yang ada di langit dan di bumi bagi orang-orang yang berdoa.
 
7. Tidak ada penghalang terkabulkannya doa orang yang teraniaya.
Allah akan mengabulkan setiap doa dari orang yang teraniaya, maka dari itu janganlah setiap dari kita menganiaya seseorang dan jadilah orang yang pemaaf.
 
Demikian rangkuman keutamaan berdoa menurut kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsith, penjelasan lebih lengkap dapat dilihat dari kitab aslinya.***

Editor: Afrilila Indah Sidqiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x