Penelitian: Perokok Ringan Justru Resiko Kecanduan Nikotin

29 Desember 2020, 14:14 WIB
Ilustrasi berhenti merokok. /Pixabay/Gerd Altmann

KENDALKU – Sebuah penelitian menyatakan jika para perokok ringan justru lebih beresiko terhadap kecanduan nikotin.

Mereka yang menghisap rokok lebih sedikit perharinya, dalam pemelitian disebut memiliki resiko untuk kembali merokok alias kecanduan nikotin.

Meskipun, dalam penelitian tersebut menyebut bahwa frekuensi kecanduan yang lebih parah tampaknya meningkat seiring dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari.

Perokok ringan dan berat sama-sama memiliki resiko kadar kecanduan nikotin dengan kadar yang berbeda setiap harinya.

Baca Juga: Kondisi Terkini Kesehatan Aa Gym Usai Terkonfirmasi Positif Covid-19, Alami Batuk dan Pusing

Studi atau penelitian itu, diungkap oleh v Jonathan Foulds dari Penn State University, yang dikutip dari Daily Mail.

Dalam studi itu mengungkapkan orang yang merokok satu batang per hari ternyata dapat menjadi kecanduan nikotin dan membutuhkan perawatan.

Peneliti dari Amerika Serikat itu mempelajari lebih dari 6.700 perokok yang telah dinilai kecanduan.

Mereka menemukan bahwa dua pertiga orang yang merokok 1-4 batang per hari ternyata kecanduan.

Baca Juga: Alhamdulillah, Tunjangan PNS Pangkat Terendah Naik Rp 9 Juta Tahun Depan

Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul: Studi: “Orang yang Hanya Merokok 1 Batang per Hari Ternyata Dapat Kecanduan Nikotin”.

Namun, tim peneliti mencatat bahwa frekuensi kecanduan yang lebih parah tampaknya meningkat seiring dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari.

Berdasarkan studi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penting mengevaluasi risiko kecanduan kepada semua perokok, termasuk perokok ringan.

Di masa lalu, beberapa orang menganggap bahwa hanya pasien yang merokok sekitar 10 batang per hari atau lebih yang kecanduan, dan terkadang saya masih mendengarnya," kata penulis dalam makalah dan peneliti kesehatan masyarakat Jonathan Foulds dari Penn State University.

Baca Juga: Maaf! 3 Golongan Guru Honorer Berikut Tidak Bisa Daftar PPPK 2021, Ketahui Ini

"Tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa banyak perokok ringan, bahkan mereka yang tidak merokok setiap hari, dapat kecanduan rokok," katanya.

Sementara, penulis makalah dan ilmuwan bernama Jason Oliver dari Duke University  menjelaskan dokter sering menggunakan pertanyaan 'Berapa banyak rokok yang Anda hisap sehari?' sebagai jalan pintas diagnostic.

Menurut Oliver, pertanyaan diagnostik dokter ini terbukti menyesatkan.

"Perokok ringan secara tepat dianggap kurang berbahaya dibandingkan dengan perokok berat, tetapi masih membawa risiko kesehatan yang signifikan," kata Profesor Oliver.

Baca Juga: Cara Pencairan Bantuan PIP Bagi Siswa SMA, SMK, MA dan Paket C Rp 1 Juta Kemendikbud

Dalam studi mereka, para peneliti menganalisis kumpulan data yang dikumpulkan oleh National Institutes of Health, yang mencakup informasi lebih dari 6.700 perokok yang telah sepenuhnya dinilai untuk penambahan nikotin terhadap kriteria DSM-5.

Mereka menemukan bahwa 85 persen dari perokok harian yang merokok sampai tingkat tertentu kecanduan, baik itu perokok ringan, sedang atau berat.

"Anehnya, hampir dua pertiga dari mereka yang hanya merokok satu sampai empat batang per hari menjadi kecanduan dan sekitar seperempat dari mereka yang merokok kurang dari seminggu menjadi kecanduan," kata Dr Foulds.

Para peneliti menemukan bahwa tingkat keparahan kecanduan rokok tampaknya meningkat jika semakin sering orang merokok.

Baca Juga: Cara Pencairan Bantuan PIP Bagi Siswa SD, MI, Paket A Rp450 Ribu Kemdikbud

Faktanya, 35 persen dari orang yang merokok antara satu dan empat batang sehari menjadi kecanduan sedang atau berat, dibandingkan dengan 74 persen dari orang yang merokok lebih dari 21 batang setiap hari.

"Dokter harus bertanya tentang semua perilaku merokok, termasuk merokok tidak sehari-hari, karena perokok tersebut mungkin masih memerlukan pengobatan agar berhasil berhenti merokok," kata Oliver.

Temuan lengkap penelitian ini dipublikasikan pada 22 Desember 2020 di jurnal American Journal of Preventive Medicine dengan judul 'Association Between Cigarette Smoking Frequency and Tobacco Use Disorder in U.S'. Adults'.*** (Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler