KENDALKU - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkapkan ada beberapa hal yang menyebabkan umat islam menjadi intoleran, melahirkan paham radikal, hingga membenarkan kekerasan dalam penyelesaian masalah.
Penyebabnya adalah umat Islam yang sempit. Oleh karena itu dia mengimbau pada masyarakat, khususnya umat Islam untuk tidak ikut-ikutan berpikir sempit.
“Saya tidak ingin umat Islam ikut dalam arus berpikir sempit, sebagaimana fenomena yang muncul belakangan ini. Cara berpikir itu melahirkan pola pikir radikal, yang menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah,” ungkap Wapres, Selasa 17 November 2020.
Ma’ruf menyebut pemahaman umat Muslim terhadap ajaran Islam tidak seharusnya tekstual tanpa pertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan untuk kehidupan yang lebih baik.
Baca Juga: Protokol Kesehatan Ketat, Kekhawatiran Pilkada Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19 Tidak Terbukti
Dia mengingatkan, wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah iqra, yang mengandung makna tidak sekadar membaca.
“Karena ilmu pengetahuan yang membawa kehidupan menjadi lebih baik. Membaca, memahami, dan kemudian pada gilirannya menjalankan ilmu dan pengetahuan yang dipelajari adalah merupakan makna utama dari wahyu tersebut,” tegasnya.
Dia menyebut, masalah utama umat Islam saat ini adalah bagaimana cara mengembangkan SDM agar bisa berpikir lebih terbuka karena umat Islam harus adaptif menangkap peluang perkembangan zaman.
“Masalah utama dalam peran umat Islam untuk pengembangan SDM justru adalah bagaimana umat Islam mampu mengatasi hambatan yang dihadapi antara lain soal cara berpikir sempit dan tidak terbuka terhadap perkembangan,” tuturnya.