Cerita heroik anggota Densus 88 itu, lanjut Ganjar, juga dibumbui dengan drama dan asmara IPDA Adjie (diperankan Nicholas Saputra) dan istrinya Nani (Ariel Tatum).
Pasangan itu mampu memberikan gambaran bagaimana kehidupan keluarga anggota polisi.
Nani yang sedang hamil selalu dihadapkan dengan kecemasan dan ketakutan akan masa depan suaminya.
Sampai pada akhirnya seluruh kecemasan itu menjadi kenyataan karena IPDA Adjie meninggal setelah menjadi korban kerusuhan di Mako Brimob tepat saat kelahiran anak pertamanya.
"Cerita yang heroik ini dibumbui dengan cerita asmara yang selalu membuat orang yang melihat dikoyak-koyak hatinya.
Tadi banyak yang meleleh juga, menangis karena si aktor yang berdedikasi sangat tinggi untuk memberantas terorisme harus meninggal dan anaknya lahir pada saat bapaknya dibunuh. Ini yang membuat orang sangat terharu," ungkap Ganjar.
Menurut Ganjar, film "Sayap Sayap Patah" itu dapat menjadi media pembelajaran yang bagus tentang patriotisme dan deradikalisasi.
Sebab dalam film itu digambarkan ketika seseorang salah jalan bisa bertindak apa pun dan bisa sangat kejam.