Industri Kelapa Sawit Tanggapi Sentimen Anti Perusakan Lingkungan, Rekrut Guru dan Petani

- 11 November 2021, 18:15 WIB
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit /Pixabay/

KENDALKU - Indonesia kini tengah merekrut petani, guru untuk melawan sentimen terhadap minyak kelapa sawit yang keberadaan kebunnya dianggap merugikan lingkungan.

Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbaik di dunia, Indonesia melatih para petani dan guru serta mengadakan kampanye media sosial untuk menyoroti "aspek positif" dari industri yang bisa memberikan keuntungan hingga $50 miliar ini.

"Kita harus memberi tahu dunia tentang manfaat minyak kelapa sawit," Achmad Maulizal, kepala divisi perusahaan BPDP dikutip Kendalku dari laman berita Reuters.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam lokakarya pelatihan media untuk petani di Kalimantan melalui Zoom.

Baca Juga: Live Streaming Korea Selatan vs UAE Kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 via RCTI+

BPDP merupakan badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan pajak ekspor.

BPDP juga bekerja sama dengan asosiasi guru Indonesia untuk mengadakan lokakarya untuk guru di seluruh kepulauan untuk "mengungkap mitos dan fakta" tentang minyak kelapa sawit.

Digunakannya minyak kelapa sawit terdapat dalam banyak produk konsumen dari keripik kentang hingga sabun.

Sedangkan perluasan kebunnya telah dikaitkan oleh para pencinta lingkungan dengan izin lahan, perusakan habitat, hingga kebakaran hutan.

Baca Juga: Dapat Laptop dari Ganjar Pranowo, Tiara Siswi SMP 3 Kelapa Sawit Boyolali Menangis

Indonesia memiliki kawasan hutan hujan terbesar ketiga di dunia, yang dianggap sangat penting untuk membatasi dampak perubahan iklim

Hutan juga menjadi rumah bagi spesies rentan termasuk orangutan, harimau, dan badak.

Dalam sebuah survei atas Gen Z dan millenial yang diadakan oleh poliester Politik Indonesia, 95% responden sedikitnya "sedikit khawatir" tentang isu-isu iklim — jauh lebih banyak daripada kelompok-kelompok yang lebih tua.

Krisis iklim, menurut suatu penelitian juga dipandang sebagai isu kedua yang paling mendesak di negara ini, setelah korupsi.

Halaman:

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x