Hadir sebagai narasumber Fransiska Xaveria, M.Psi., Psikolog Klinis Biro Psikologi Indonesia Psylution dan Maria Angelica, mahasiswi berprestasi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM).
Fransiska dalam pemaparannya menjelaskan fenomena quarter life crisis sebagai fenomena yang terjadi pada diri remaja.
“Quarter Life Crisis merupakan fenomena yang wajar dialami para remaja. Di mana para remaja merasa insecure, gelisah, cemas, takut, dan bingung dengan masalah masalah masa depan seperti karier maupun hubungan,” ucap dia.
Menurut Fransiska, kondisi tersebut akan membuat individu menyadari bahwa ada suatu hal yang harus diubah dalam hidupnya, tetapi tidak tahu apa dan bagaimana cara untuk memulainya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan kesehatan mental menjadi salah satu sorotan penting untuk menjalani dinamika kehidupan pada usia remaja.
Menurutnya, mencintai diri sendiri merupakan salah satu kunci penting dalam menghadapi Quarter Life Crisis.
“Untuk mencintai diri sendiri bisa dimulai dengan memahami seperti apa kelebihan dan kekurangan diri. Hal tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi sekaligus motivasi dalam menjalani hidup ditengah masa Quarter Life Crisis,” tambahnya.
Bagi yang sering kali kebingungan dengan identitas diri sendiri, kata Fransiska, dapat mencoba hal-hal baru dalam rangka menemukan jati diri.
Misalnya, ungkap dia, dengan cara memulai bisnis online walaupun sebelumnya hanya menjadi karyawan.
“Dibandingkan hanya menunggu pergerakan dari orang lain, kamu dapat mengambil langkah dan melakukan hal-hal yang kamu sukai sendiri,” imbuh dia.