Cerita Penggali Makam TPU Jatisari Semarang Kuburkan 428 Pasien Covid-19, Pernah Tidur Ditemani Makhuk Astral

- 4 Februari 2021, 19:31 WIB
Pemakamam di TPU Jatisari Semarang menjadi tempat khusus kuburan bagi pasien meninggal akibat Covid-19 di Kota Semarang.
Pemakamam di TPU Jatisari Semarang menjadi tempat khusus kuburan bagi pasien meninggal akibat Covid-19 di Kota Semarang. /Dok/ Humas Prov Jateng/

KENDALKU – Pemakamam di TPU Jatisari Semarang menjadi tempat khusus kuburan bagi pasien meninggal akibat Covid-19 di Kota Semarang.

Sejak status darurat Covid-19 pada April 2020 lalu sebagai pandemi, sampai saat ini pula sudah banyak korban yang meninggal akibat Covid-19.

Termasuk di Kota Semarang Jawa Tengah, di TPU Jatisari Semarang sudah memakamkan ratusan pasien Covid-19.

Ratusan angka kematian akibat Covid-19 itu juga menjadi keprihatinan bagi para penggali makam TPU Jatisari Semarang.

Baca Juga: Kemnaker Sebut BSU BLT Subsidi Gaji 2021 Bisa Cair Lagi Jika Alasan Ini Terjadi

Hal ini disampaikan oleh seorang penggali kubur Covid-19 di TPU Jatisari, Mijen, Kota Semarang, Maryadi. Menurut pria asal Kabupaten Boyolali.

Dia amat prihatin dengan banyaknya warga yang meninggal dunia karena Covid-19.

Sebab jika ada pasien Covid-19 meninggal dunia dan akan dimakamkan di TPU Jatisari, dirinya harus siaga. Bahkan dalam kondisi malam sekalipun. 

Usai ikut membantu menangani pemakaman, Maryadi biasanya tetap merasa khawatir bila nanti tertular Covid-19.

Baca Juga: Kena Diskriminasi BLT, Disabilitas Tidak Dikabulkan Terdaftar di DTKS, Ombudsman Periksa Pemkot Semarang

Kendati saat membantu memakamkan, dia telah menerapkan protokol kesehatan.

"Untungnya tidak apa-apa," kata dia, Kamis 4 Februari 2021.

Sementara itu, Staf TPU Jatisari, Warni mencatat jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dan dimakamkan di TPU Jatisari sejak 2 April 2020 sampai sekarang mencapai ratusan orang.

"Kurang lebih 428 orang (pasien Covid-19 meninggal dimakamkan di TPU Jatisari)," katanya.

Baca Juga: Lakukan Kunjungan ke Bali, Kapolri dan Panglima TNI Beri Peringatan Ini

Sisi lain cerita penggali makam TPU Jatisari yakni ada cerita mistis, hal itu diceritakan oleh oleh seorang warga sekitar yang menjadi penjaga makam dan semacam koordinator para penggali kubur makam Covid-19, kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat malam Tahun Baru.

Saat itu, Ganjar memang sengaja datang untuk memberi semangat para penggali kubur makam Covid-19 di TPU Jatisari Mijen Semarang.

“Sehari kadang enam, kadang satu, kalua hari ini tadi ada tiga jenazah Covid yang dimakamkan dua dari RS Tugu satu dari RS Wongsonegoro,” katanya kepada Ganjar.

Lalu Ganjar tanya apakah ada yang jaga atau tidur di makam jika sewaktu-waktu ada jenazah Covid-19 datang.

Baca Juga: Yes! BLT Subsidi Gaji 2021 Batal Cair, Pekerja Masih Bisa Dapat Bantuan Uang Berikut Ini

“Enggak ada yang jaga, tapi kalua ada jenazah datang kami standby 24 jam siap memakamkan dan penggil mereka (penggali kubur),” katanya.

Salah seorang penggali kubur, Tarno, menimpali jika ada jenazah datang mereka akan bergerak cepat untuk segera menggali kubur dan memakamkan jenazah Covid-19.

“Kalua kerjanya kita cepat Pak enggak pakai lama, pokoknya segera petinya harus ke tutup tanah ini,” kata Tarno.

Lalu Ganjar juga bertanya apakah berani tidur di makam untuk berjaga.

Baca Juga: Termin 3 BLT BPJS Ketenagakerjaan Tak di Bahas, Intip 3 Bansos Yang Diperpanjang Pemerintah di 2021 Ini

“Ya berani pak temannya banyak,” kata Tarno.

Namun Tarno juga menceritakan jika suatu waktu saat istirahat tidur setelah memkamkan jenazah pernah ditemani makhluk astral.

“Ada pernah disamping saya tiba-tiba disebelah saya. Enggak paham itu bentuk mukanya perempuan atau pria, lha sudah capek jadi saya biarkan saja, bodo amat,” katanya dengan santai.

Melihat Angka kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah masih tinggi. Oleh karenanya, Gubernur Ganjar Pranowo memprogramkan 'Jateng Di Rumah Saja', pada 6-7 Februari 2021.

Baca Juga: Selain Umur 18 Tahun, Ini Syarat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12 Terbaru

Program itu juga mendapat dukungan dari penggali kubur yang biasa memakamkan warga yang kena Virus Corona.

"Kalau program 'Jateng di Rumah Saja', saya mendukung, karena untuk mencegah penyebaran (Covid-19)," kata Maryadi kembali.

Dia beralasan, program Pemprov Jateng itu merupakan usaha untuk mengurangi angka Covid-19. Terlebih lagi, pemberlakuan program Jateng Di Rumah Saja, jatuh pada Sabtu dan Minggu. Yang mana pada akhir pekan, biasanya warga yang bekerja banyak yang libur. 

Ganjar telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang pelaksanaan gerakan "Jateng di Rumah Saja". SE Gubernur itu bernomor 443.5/0001933 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II. ***

Editor: Ambar Adi Winarso


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah