Tahan 2 Kapal Super Tanker Iran di Perairan Pontianak, Akankah Indonesia Masuk Konflik Iran, China-Amerika?

- 26 Januari 2021, 16:52 WIB
2 Kapal  Super Tanker yang ditahan Bakamla Indonesia milik Iran
2 Kapal Super Tanker yang ditahan Bakamla Indonesia milik Iran /Bakamla

KENDALKU – Langkah berani Indonesia dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI tahan dua kapal super tanker Iran di perairan Pontianak Minggu 24 Januari 2021.

Aksi berani Bakamla tahan dua kapal supertanker berawal dari patroli KN Marore-322 sedang melaksanakan Operasi Keamanan dan Keselamatan Laut Dalam Negeri Trisula-I/21 pada pukul 05.30 WIB.

KN Mararore dikomandani Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto menemukan kecurigaan terhadap dua kapal supertanker tersebut yang masuk dalam kontak radar diam dengan indikasi AIS dimatikan pada baringan 260 jarak 17NM posisi 00° 02' U - 107° 37' T.

Dengan cepat Komandan KN Marore-322 memerintahkan untuk bergerak mendekati kontak dengan kecepatan 16 knot.

Baca Juga: Pakai NIK KTP Login di Laman dtks.kemensos.go,id, Cek Penerima Bantuan PKH Rp 3 Juta Kemensos Januari 2021

Mengutip Zona Jakarta berjudul Panas, 2 Tanker yang Ditahan Bakamla Indonesia, Diduga Persekongkolan Iran & China Lawan Amerika, Ini Sebabnya.

Pada pukul 06.00 WIB KN Marore-322 mendeteksi sedang melaksanakan ship to ship diduga melakukan transfer BBM illegal

Kecurigaan semkin jelas, saat terlihat dua kapal secara visual sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain untuk mengelabuhi aparat penegak hukum Indonesia.

Kemudian, KN Marore-322 melakukan kontak radio channel 16 untuk menanyakan perihal keberadaannya di perairan Pontianak.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Segera Berkantor di Bali untuk Pulihkan Wisata

Tidak ada Respons dari kedua kapal berjenis MT tersebut sehingga menambah kecurigaan KN Marore-322.

Menindaklanjuti kecurigaannya, Komandan KN Marore-322 Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto menghubungi Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Suwito dan mendapatkan perintah untuk melaksanakan pemeriksaan serta penggeledahan.

Hasil dari pemeriksaan awal, diketahui bahwa dua kapal tanker tersebut bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama.

Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI, melaksanakan ship to ship transfer BBM illegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Frea melaksanakan oil spiling.

Baca Juga: Profil Michaela Paruntu yang Ditabrak Suaminya Anggota DPRD Sulut, Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Untuk kepentingan pemeriksaan lanjutan, kedua kapal tanker akan dikawal menuju Batam.

Bakamla RI menduga dua kapal supertanker berjenis motor tanker (MT) melakukan transfer bahan bakar minyak (BBM) ilegal di perairan Pontianak.

Mengutip Zonajakarta.com dari Reuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh meminta Indonesia untuk memberikan rincian tentang penyitaan kapal berbendera Iran pada hari Senin (25/1/2021).

Pernyataan Saeed Khatibzadeh ini muncul, sehari setelah Indonesia penyitaan kapal tanker berbendera Iran dan Panama di perairannya.

Baca Juga: KASN Bisa Lapor Presiden Jika Menag Tak Jalankan Rekomendasi Pelanggaran ASN Kemenag di Pilwakot Semarang

Saeed Khatibzadeh mengatakan penyitaan itu karena masalah teknis dan itu terjadi di bidang perkapalan.

"Organisasi Pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal sedang mencari penyebab masalah dan menyelesaikannya," kata Saeed Khatibzadeh dalam konferensi pers mingguan yang disiarkan televisi.

Saeed Khatibzadeh mengatakan, setidaknya ada 61 awak kapal yang merupakan warga negara Iran dan China dan telah ditahan.

Namun Kementerian luar negeri Indonesia tidak mengomentari masalah penahanan tersebut.

Baca Juga: Catat! Operasional Bus Transjakarta Diperpanjang Mulai Hari Ini

Dari data pengiriman di Refinitiv Eikon, kedua supertanker yang ditahan Indonesia, tercatat masing-masing mampu membawa 2 juta barel minyak.

Dua Kapal Taker itu, terakhir terlihat awal bulan Januari 2021 di lepas pantai Singapura.

Dari data tersebut juga terlihat Very Large Crude Carrier (VLCC) MT Horse, milik National Iranian Tanker Company (NITC), hampir terisi penuh dengan minyak sementara VLCC MT Freya, yang dikelola oleh Shanghai Future Ship Management Co, kosong.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan kepada wartawan: "Kapal itu membawa minyak ... masalah tersebut sedang ditindaklanjuti oleh Iran".

Baca Juga: Polisi Berangkat Langsung ke Hotel Medan Olah TKP Kasus Video Syur Gisel dan Nobu

Organisasi Maritim Internasional mengharuskan kapal menggunakan transponder untuk keselamatan dan transparansi. Kru bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa. Tetapi transponder sering kali ditutup untuk menyembunyikan lokasi kapal selama aktivitas terlarang.

Berdasarakan penelusuran Reuters, kapal MT Freya yang berbendera Panama itu dikelola perusahaan China, alamat kantor terdaftar Shanghai Future Ship Management Co berada di bawah perusahaan lain bernama Shanghai Chengda Ship Management.

Iran telah dituduh menyembunyikan tujuan penjualan minyaknya dengan menonaktifkan sistem pelacakan pada tankernya, sehingga sulit untuk menilai berapa banyak ekspor minyak mentah Teheran untuk melawan sanksi Amerika Serikat.

Iran mengirim kapal MT Horse ke Venezuela tahun lalu untuk mengirimkan 2,1 juta barel kondensat Iran.

Baca Juga: Hasil Grand Final PMGC Hari Ketiga: BTR Tumbang ke Posisi 7, Aerowolf Naik Satu Peringkat

Selama beberapa bulan terakhir, MT Freya telah mengirimkan dua kargo minyak mentah dengan total sekitar 4 juta barel ke pelabuhan Qingdao di pantai timur Cina dan pelabuhan Yingkou timur laut, kata Emma Li, analis minyak mentah senior di Refinitiv.

Kargo Qingdao dinyatakan sebagai minyak mentah Zakum Atas yang diproduksi di Uni Emirat Arab, kata Li, yang melacak pengiriman minyak mentah tujuan China.*** (Lusi Nafisa/Zona Jakarta)

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x