Bukan Karena Benci, Amien Rais Ungkap Alasan Kenapa Selalu Kritik Presiden Jokowi

- 28 Desember 2020, 11:11 WIB
 Amien Rais Beri Peringatan Ke presiden Jokowi
Amien Rais Beri Peringatan Ke presiden Jokowi /YouTube.com/AmienRaisOfficial

KENDALKU – Amien Rais mengaku bahwa kritik yang disampaikan kepada Presiden Jokowi bukan berdasarkan rasa benci.

Amien Rais mengatakan bahwa tidak ada rasa benci kepada Presiden Jokowi secara personal.

Amien Rais juga berpegang pada salah satu ayat dalam Alquran jika kritik pada Presiden Jokowi tentang keadilan tidak akan ada gunanya jika diselimuti rasa benci.

Hal itu dia ungkapkan di channel YouTube Amien Rais Official, Minggu, 27 Desember 2020 yang merupakan jawaban kepada teman-temannya perihal kritik yang disampaikan Amien Rais kepada Presiden Jokowi.

Baca Juga: Berusia 68 Tahun, Vladimir Putin Akan Divaksinasi untuk Lawan Virus Corona

"Saya ingin menjawab sebagian teman bahkan sahabat saya, mengapa saya kok setiap kali menulis atau kadang ceramah, kok saya meng-single out atau mengkhususkan secara tunggal Pak Jokowi, kenapa?" kata Amien Rais.

Dalam video tersebut, Amien Rais menjelaskan maksud dan tujuannya kenapa selalu menyasar Jokowi.

"Mengapa saya memberikan kritik, koreksi, masukan, wanti-wanti dalam berbagai bidang keilmuan kehidupan, apakah kehidupan politik, kehidupan hukum, bahkan ekonomi, saya mesti akan mengarahkan langsung kepada Pak Jokowi," ucapnya.

Artikel ini sudah terbit di Pikiran Rakyat Bekasi dengan judul Komentari Menteri Baru yang Ditunjuk Presiden Jokowi, Amien Rais: Saya Bukan Asbun dan Astul

Amien Rais menyampaikan bahwa dalam Undang-Undang Dasar (UUD) itu sudah mengalami empat amandemen ketika dirinya menjadi ketua MPR.

Dia menjelaskan kalau mungkin saja bagi orang yang tidak mengikuti akan merasa terkejut lantaran bab ketiga pada UUD berjudul berjudul kekuasaan pemerintah negara, dan isi dari UUD itu sepenuhnya menyangkut otoritas atau kekuasaan presiden.

Baca Juga: Donald Trump Ingin Namanya Diabadikan Jadi Nama Bandara

Baca Juga: Cek Daftar HP OPPO Terlaris Harga Kelas Bawah, Menengah dan Atas Desember 2020, Mulai Rp 1 Jutaan

"Ada 16 pasal, itu semuanya tanpa kecuali mengenai presiden dan wakil presiden. Bahkan sekian pasal dan ayat dimulai dengan presiden," ucapnya.

Jadi, Amien melanjutkan, bab 3 tersebut membahas mengenai kekuasaan pemerintah negara itu 100 persen menyangkut otoritas atau kekuasaan presiden.

"Jadi diatur secara rinci, lengkap, bahkan panjang lebar," ucapnya.

Karena, Amien menambahkan, di dalam sistem kenegaraan Indonesia itu presiden adalah sosok yang mengalir darinya kekuasaan apapun yang ada di Indonesia ini, yang di bawah presiden, semuanya kembali ke presiden.

"Kalau mau tahu kekuasaan rentang kementerian itu hanya satu pasal, enteng sekali. Bahkan MPR itu hanya dua pasal, DPR tujuh pasal, DPD hanya dua pasal, tapi presiden ada enam belas pasal," katanya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ingin Beli Alat GeNose C19, Deteksi Covid-19 Cukup 3 Menit

Baca Juga: Ada Insert, keluarga Bosque, Jadwal Acara TV Hari Ini Trans TV 28 Desember 2020

Selain itu, Amien juga memahami kenapa presiden sampai diberikan kewenangan, otoritas, atau kekuasaan yang demikian luas.

Dia memahami hal itu karena memimpin langsung pengubahan empat dasar UUD, sehingga hal itu disepakati agar pemerintahan berjalan efektif.

Disebutkan juga bahwa posisi presiden itu menjadi kepala negara tapi juga kepala eksekutif, bahkan walaupun tidak disebutkan dalam UUD disebut sebagai panglima tertinggi.

Karenanya, Amien selalu mengarahkan kritik, komentar, masukan, dan wanti-wanti kepada presiden.

Dia menyatakan bahwa dirinya tidak mau buang-buang waktu dengan memberikan kritik koreksi kepada kementerian, Dirjen, atau yang lainnya.

"Saya langsung kepada sumbernya, yaitu sekarang ini disebutnya Lurah Indonesia. Jadi sekali lagi tidak ada kebencian kepada seseorang atau suatu kaum itu dilarang dengan tegas di dalam Alquran," katanya.

Karena itu dia mengajak semua pihak untuk berlaku adil. Selain itu, Amien mohon untuk dimengerti, karena ketika dia mengarahkan kritik dan koreksi itu bukan karena asal bunyi.

"Saya bukan Asbun (Asal Bunyi), kalau saya nulis juga bukan Astul (Asal Tulis), insya Allah bertanggung jawab. Ada didukung fakta, data yang selalu saya timbang dahulu bobot kebenarannya dan lain-lain," katanya.

Lebih lanjut, Amien bahwa dengan kata lain yang dia lakukan adalah memberikan koreksi kepada Jokowi.

"Yang correct secara politik, correct secara konstitusional, dan insya Allah correct secara moral." katanya. ***

(M Hafni Ali Fahmi/Pikiran Rakyat Bekasi)

Editor: Ade Lukmono

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x