Baca Juga: PKB Jateng Raih Menang di 8 Pilkada Jateng 2020, Berikut Daftarnya
“Semua proses ini harus mengikuti best practice, harus mengikuti regulasi yang ada. Baik regulasi dari Kementerian Kesehatan, Badan POM, Kominfo, berkaitan privasi data (penerima vaskin) dan seterusnya,”, terangnya.
Dijelaskannya, digitalisasi sistem informasi satu data ini juga akan dapat menyaring siapa saja orang yang bisa menerima vaksin
Sistem registrasi akan memastikan bahwa pendaftar berhak atau tidak sebagai penerima vaksin berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ditentukan Kementerian Kesehatan.
“Namun seluruh data pendaftar yang sudah masuk, masih tetap akan ditampung hingga yang bersangkutan dinyatakan bisa menerima vaksin,” ujarnya.
Baca Juga: Komnas HAM Turun Langsung Cek Lokasi Penembakan Laskar FPI, Hasilnya?
Data-data yang dikelola Bio Farma tidak hanya terbatas pada data penerima vaksin, tetapi juga data-data vaksin yang didistribusikan.
Soleh mengatakan, Bio Farma akan memastikan keamanan vaksin yang akan dipantau secara digital lewat label barcode yang ada di botol hingga tempat penyimpanan vaksin.
“Dan ini jadi yang menjadi pertama di Asia Tenggara. Setiap botol vaksin akan ada ID-nya, akan ada barcodenya,” pungkas Soleh. ***