Pertama di Asia Tenggara, Satu Data Vaksinasi Terapkan Tiap Botol Vaksin Ada ID Barcode Penerima

- 10 Desember 2020, 20:17 WIB
Ilustrasi PT Bio Farma: PT Bio Farma telah menjelaskan 7 langkah dalam proses vaksinasi mandiri dari mulai tahap registrasi hingga dapatkan sertifikat vaksinasi.
Ilustrasi PT Bio Farma: PT Bio Farma telah menjelaskan 7 langkah dalam proses vaksinasi mandiri dari mulai tahap registrasi hingga dapatkan sertifikat vaksinasi. /Pikiran-rakyat.com/Ade Bayu Indra/

KENDALKU - Pemerintah membentuk satuan tim sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19 untuk mencegah adanya data ganda.

Satuan tim akan terdiri dari gabungan dua BUMN yakni PT Bio Farma dan PT Telkom untuk melakukan sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19.

Sistem informasi satu data penerima vaksin Covid-19 dibuat untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber menjadi satu data dan menghindari informasi data ganda.

Fajrin Rasyid, Direktur Digital Bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) menyampaikan, jika sistem yang dibangun akan mendata penerima vaksin melalui filtering data individu penerima vaksin prioritas (by name, by address).

Baca Juga: Transparan dan Profesional, Penyidikan Penyerangan Laskar FPI Dilakukan Pendekatan Ilmiah

“Sistem informasi satu data ini sangat penting untuk mengawali revolusi dunia kesehatan nasional. Awal yang baik untuk sistem kesehatan Indonesia,” katanya, 1 Desember 2020, lalu.

Sistem satu data kemudian akan menjadi aplikasi pendaftaran vaksin pemerintah dan mandiri, dan memetakan supply dan distribusi vaksin dengan lokasi vaksinasi.

Sistem yang akan diintegrasikan ini juga akan memonitor hasil pelaksanaan vaksinasi.

Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma (Persero), Soleh Ayubi, mengatakan bahwa pembuatan sistem informasi data akan mengikuti regulasi yang ada.

Baca Juga: PKB Jateng Raih Menang di 8 Pilkada Jateng 2020, Berikut Daftarnya

“Semua proses ini harus mengikuti best practice, harus mengikuti regulasi yang ada. Baik regulasi dari Kementerian Kesehatan, Badan POM, Kominfo, berkaitan privasi data (penerima vaskin) dan seterusnya,”, terangnya.

Dijelaskannya, digitalisasi sistem informasi satu data ini juga akan dapat menyaring siapa saja orang yang bisa menerima vaksin

Sistem registrasi akan memastikan bahwa pendaftar berhak atau tidak sebagai penerima vaksin berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ditentukan Kementerian Kesehatan.

“Namun seluruh data pendaftar yang sudah masuk, masih tetap akan ditampung hingga yang bersangkutan dinyatakan bisa menerima vaksin,” ujarnya.

Baca Juga: Komnas HAM Turun Langsung Cek Lokasi Penembakan Laskar FPI, Hasilnya?

Data-data yang dikelola Bio Farma tidak hanya terbatas pada data penerima vaksin, tetapi juga data-data vaksin yang didistribusikan.

Soleh mengatakan, Bio Farma akan memastikan keamanan vaksin yang akan dipantau secara digital lewat label barcode yang ada di botol hingga tempat penyimpanan vaksin.

“Dan ini jadi yang menjadi pertama di Asia Tenggara. Setiap botol vaksin akan ada ID-nya, akan ada barcodenya,” pungkas Soleh. ***

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah