Cak Nun akan hilang kesabarannya, Tak Ada Islam Radikal Yang Radikal Itu Pemerintah

- 25 November 2020, 13:45 WIB
Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun
Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun /Katacaknun/

KENDALKU - Apa yang diucapkan oleh budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun bisa jadi ada korelasinya dengan apa yang terjadi saat ini.

Padahal, ucapan Cak Nun diungkapkan pada a Desember 2019 atau hampir satu tahun yang lalu.

Mungkin saja dengan apa yang terjadi semisal dengan adanya aksi penurunan baliho Habib Rizieq Shihab.

Di mana Pangdam Jaya Mayjend TNI Dudung Abdurachman menyatakan baliho tersebut mengandung pesan provokatif dan radikalisme.

Baca Juga: Terima Masukan dari Dewan dan Komnas HAM, Millen Cyrus Akhirnya Ditempatkan di Sel Khusus

Cak Nun meminta pemerintah atau aparat jangan terlalu ikuta-ikutan arus menjelekan Islam.

Apalagi menuduh jika Islam itu radikal. Dia menyebut bahhwa tidak ada namanya Islam radikal.

Ucapan Cak Nun itu seperti dalam akun YouTube @Sinau Urip berjudul Cak Nun Marah Islam Disebut Radikal, yang diupload pada 14 Desember 2019.

Jika selalu menjelek-jelekkan Islam, Cak Nun akan hilang kesabarannya.

Baca Juga: Gerindra Lapor Prabowo Subianto Tertangkapnya Edhy Prabowo oleh KPK

“Jadi jangan selalu menjelek-jelekkan Islam, lama-lama hilang kesabaran saya, ini saya masih sabar sampai saat ini, bila engkau selalu menjelek-jelekkan Islam nanti saya laporkan kepada yang punya,” katanya.

Secara tegas pula dia nyatakan bahwa Islam tidak ada yang radikal kepada pihak perwakilan dari kepolisian yang ada dalam agenda itu.

Lantas dia langsung menohok kepada pihak pemerintah bahwa yang radikal itu pemerintah. Pasalnya pemerintahlah yang selalu memaksakan pendapatnya.

“Asal Islam kalian curigai tidak ada yang radikal tapi kalian bilang radikal di Mojokerto tidak ada disini …ini pak, tidak ada. Yang radikal itu pemerintah memaksakan pendapatnya terus menerus, bila saya teruskan saya mau berdebat nasional tentang ini,” tegasnya.

Baca Juga: KPK Tangkap Edhy Prabowo, Susi Pudjiastuti Diminta Jadi Menteri Lagi

Artikel ini sudah tayang di Jurnal Presisi dengan judul: "Cak Nun Murka! Gak Ada Islam Radikal, yang Radikal Itu Pemerintah".

Indonesia justru kata Cak Nun sangat membutuhkan Islam karena umat Islam orangnya pandai bersyukur.

Indonesia akan aman jika ada Islam dan mewanti-wanti kepada semua pihak agar berhenti memojokkan Islam.

“Islam itu yang mengajarkan rasa syukur,dan rasa syukur itu tidak ada diluar Islam, itu ayatnya jelas dalam Islam, dunia ini seharusnya rusuh terus sedunia, tapi karena orang Islam itu pandai bersyukur maka dunia ini menjadi aman,” katanya.

Baca Juga: Istana Tanggapi Penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo oleh KPK Soal Ekspor Benih Lobster

Indonesia juga saat ini aman dan nyaman karena sebagian besar warganya adalah umat Islam. Dikarenakan seorang muslim itu juga berlapang dada dengan tulus serta pasrah kepada Allah SWT.

“Karena orang Islam pandai bersyukur dan menerima dengan ikhlas, pasrah kepada Allah S.W.T maka berlangsunglah keamanan nasional diseluruh Indonesia, karena mayoritas agamanya adalah Islam,” katanya.

Bahkan dia meminta audiennya untuk membayangkan, apa jadinya masyarakat ini kalau meraka tak pandai bersyukur di tengah ketimpangan sosial semacam ini. Mereka yang merasa tak puas dengan keadaan akan mudah melakukan tindakan-tindakan yang buruk.

“Bayangkan kalau mayoritas agamanya selain Islam sedikit-sedikit tidak terima, ini sudah Islam jawa pula, orang Jawa bisa menerima, yang bukan Jawa belum tentu menerima, Alhamdulillah ya," ujarnya.

Baca Juga: Peran Novel Baswedan Jadi Kasatgas KPK Tangkap Menteri Edhy Prabowo

Tokoh pentolan Reformasi 1998 ini kembali memperingatkan agar pemerintah dan aparat kepolisian menghindari arus argumentasinya ikutan menjelek-jelekkan Islam.

“Jadi tolong pak polisi, pak pemerintah jangan terlalu ikut arus menjelek-jelekkan Islam sebelum saya marah, sebab ada saatnya saya tidak diam seperti sekarang, menurutmu untung apa saya kesini, bila bukan karena aku bersyukur dan cinta kepada kalian,” katanya.

Tanpa tedeng aling-aling dia membeber masa lalunya saat menjatuhkan rezim Orde Baru, dan kapasitas untuk melakukan hal serupa masih dimilikinya hingga kini.

“Saya bisa jatuhkan Soeharto, dan saya bisa menjatuhkan siapa saja di Jakarta kalau saya mau," ucapnya.

Baca Juga: Ashanty Minta Rehabilitasi Buat Millen Cyrus Karena Pemakai Bukan Pengedar

Namun Cak Nun mengaku tidak ada niatan karena dia masih bertemu rakyat yang penuh rasa syukur, penuh perdamaian, penuh kerukunan setiap hari. *** (Antonio Fernando/Jurnal Presisi)

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: YouTube Jurnal Presisi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah