Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928: Sejarah Singkat, Teks Asli, hingga Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

17 Oktober 2022, 07:10 WIB
Sejarah Sumpah Pemuda singkat dan Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. /museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id

KENDALKU – Anda yang mau mengetahui sejarah singkat, teks asli, dan makna dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 maka bisa simak artikel ini.

Dalam artikel ini akan dibagikan sejarah singkat, teks asli, hingga makna dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 untuk Anda semuanya.

Telah dirangkum semua pada artikel ini sejarah singkat, teks asli, dan makna dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Maka dari itu, simaklah artikel ini hingga selesai untuk mengetahui sejarah singkat, teks asli, dan makna dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Baca Juga: Arti Nyeni, Nyenuk Artinya dalam Bahasa Gaul Viral di TikTok? Maknanya Ternyata Begini

Berikut rangkuman sejarah singkat, teks asli, dan makna dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 untuk Anda.

Tidak lama lagi, seluruh masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Hari Sumpah Pemuda sendiri jatuh pada tanggal 28 Oktober 2022 mendatang.

Sebelum memperingati Hari Sumpah Pemuda yang akan jatuh pada 28 Oktober 2022 mendatang, ada baiknya untuk mengetahui sejarah singkat, teks asli, dan makna dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Baca Juga: DAFTAR Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023 Resmi Menurut SKB 3 Menteri

Dimulai dengan sejarah singkat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Sejarah Singkat Teks Sumpah Pemuda

Sebelum terjadinya Kongres Pemuda di tahun 1928, para pemuda Indonesia telah membentuk organisasi kepemudaan mereka untuk menegakkan kemerdekaan Indonesia, mulai dari Boedi Oetomo (1908), Tri Koro Dharmo (TK) yang berubah menjadi Jong Java (1918), Jong Sumatranen (1917), Jong Ambon (1918), Jong Minahasa (1918), Jong Celebes (1919), Sekar Rukun (1919), Jong Bataks Bond (1925), dan Jong Betawi (1927).

Untuk menyatukan semangat kemerdekaan Indonesia dari para pemuda, digagaslah Kongres Pemuda pada tahun 1928 yang diikuti oleh kaum pemuda dan berbagai tokoh kemerdekaan.

Kongres ini diselenggarakan selama dua hari dalam tiga sesi yang berbeda. Kongres Pemuda dipimpin oleh Soegondo Joyopuspito (PPPI) dan wakilnya Joko Marsaid (Jong Java) pada tanggal 27-28 Oktober 1928.

• 27 Oktober 1928
Pada rapat pertama yang diselenggarakan pada 27 Oktober, di Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik), Soegondo Djojopoespito memberikan sambutan dan harapan untuk para pemuda yang hadir di dalam kongres tersebut.

Mohammad Yamin juga turut hadir untuk memberikan lima faktor yang dapat memperkuat hubungan persatuan pemuda Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat-istiadat, pendidikan, dan kemauan.

• 28 Oktober 1928
Pada 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda melaksanakan rapat sesi ke-2 dan ke-3. Rapat kedua diselenggarakan di gedung Oost Java (sekarang di Medan Merdeka Utara Nomor 14).

Dalam rapat kedua ini, Sarmidi Mangoensarkoro dan Poernomowoelan membahas masalah pendidikan di Indonesia dan menyatakan bahwa setiap anak Indonesia harus mendapatkan pendidikan.

Selanjutnya, rapat ketiga diadakan di Gedung Indonesische Clubgebouw atau Gedung Susunan Panitia Kongres Pemuda II. Dalam rapat ini, Sunario sebagai pembicara menjelaskan tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi.

Rapat ini dihadiri oleh Sugondo Joyopuspito (PPPI) sebagai ketua, Joko Marsaid (Jong Java) sebagai wakil ketua, Mohammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) sebagai sekretaris, Amir syarifuddin (Jong Bataks Bond) sebagai bendahara, Djohan Mohammad Tjai (Jong Islaminten Bond) sebagai Pembantu I, R.

Katjasungkana (Pemoeda Indonesia) sebagai Pembantu II, Senduk (Jong Celebes) sebagai Pembantu III, Johannes Leimena (Jong Ambon) sebagai Pembantu IV, dan Rochjani Soe’oed (Pemuda Kaoem Betawi) sebagai Pembantu V.

Naskah Sumpah Pemuda Lengkap:

Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang berdasarkan dengan nama Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Batak Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar Indonesia.

Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di negeri Djakarta. Sesoedahnja mendengar segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini. Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan:

Pertama

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan asas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia.

Mengeloearkan kajakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar poetoesannja:

Kemajoean

Sedjarah

Bahasa

Hoekoem Adat

Pendidikan dan Kepandoean

Dan mengeloearkan penghargaan soepaja ini disiarkan dalam segala soerat kabar dan dibatjakan dimoeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan.

Djakarta, 28 Oktober 1928

3 Butir Sumpah Pemuda Versi Asli

Berikut ini adalah 3 butir isi naskah Sumpah Pemuda versi asli yang ditulis menggunakan ejaan lama:

Pertama,

“Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia”.

Kedoea,

“Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia”.

Ketiga,

“Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”.

3 Butir Sumpah Pemuda Versi Baru

Versi baru dari 3 butir Teks Sumpah Pemuda telah diperbarui dengan ejaan baru yang lebih familiar dan telah disempurnakan.

Pertama,

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia”.

Kedua,

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”.

Ketiga,

“Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Makna Sumpah Pemuda

Setiap butir dari ikrar Sumpah Pemuda memiliki makna tentang kesatuan para Pemuda Indonesia untuk menyatukan bangsa.

• Mengumpulkan Semangat dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia
Ikrar pertama menunjukan tentang semangat pemuda untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Bangsa Indonesia menumpahkan darah dan keringat sebagai hasrat untuk meraih kebebasan dari tangan penjajah.

• Perbedaan yang Satu
Ikrar kedua memiliki makna bahwa keberagaman agama, adat istiadat, dan suku bersatu dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu.

Terlepas dari semua perbedaan tersebut, di samping bernaung di bawah semboyan tersebut, kita juga bernaung di bawah nama bangsa Indonesia.

• Mengakui Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan
Dengan banyaknya suku di Indonesia, tidak mengherankan jika ada banyak bahasa daerah bermunculan.

Maka dari itu, demi menyatukan bangsa Indonesia, ikrar ketiga Para Pemuda Indonesia adalah menjunjung bahasa persatuan, yakni Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia.

Itulah rangkuman sejarah singkat, teks asli, dan makna dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.***

Editor: Devana Dea Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler