Ternyata Banjir Semarang Salah Satunya Karena Belum Ada Serah Terima Kementrian PUPR dan Pemkot

- 7 Februari 2021, 12:32 WIB
Ganjar Pranowo sidak di beberapa lokasi rumah pompa di Semarang dan menemukan ada beberapa yang tidak difungsikan karena belum ada serah terima dari PUPR ke Pemkot saat banjir Semarang terjadi
Ganjar Pranowo sidak di beberapa lokasi rumah pompa di Semarang dan menemukan ada beberapa yang tidak difungsikan karena belum ada serah terima dari PUPR ke Pemkot saat banjir Semarang terjadi /Dok Humas Prov Jateng

KENDALKU - Belum adanya serah terima antara Kementrian PUPR dan Pemkot Semarang beberapa pompa air tidak fungsi dan menambah volume banjir di kota Semarang.

Hal ini ditemukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah sidak ke beberapa tempat rumah pompa di kawasan Semarang dan menemukan pompa air tidak difungsikan karena alasan administratif.

Hal ini adalah salah satu sebab kenapa banjir di Semarang terjadi begitu cepat dan agak lama surut karena luapan air yang seharusnya bisa dipompa dan dipindahkan tidak bisa dilakukan secara maksimal.

 Baca Juga: Yes! BSU 2021 Bisa Lanjut, Menaker Jelaskan Rencana Pencairan BLT Subsidi Gaji

Baca Juga: MAAF! Bantuan BST Rp300 Ribu dari Kemensos Ternyata Hanya untuk Golongan Ini

Ganjar Pranowo sendiri yang menemukan pompa air yang tidak beroperasi karena alasan administrasi yakni belum adanya serahterima dari PUPR ke Pemkot Semarang setalh melakukan peninjauan.

Hari ini Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan sidak ke sejumlah titik banjir di Kota Semarang, Minggu 7 Februari.

Ada beberapa lokasi tempat rumah pompa air yang dikunjungi oleh Ganjar Pranowo, diantaranya rumah pompa Mberok Kota Lama, drainase di Jl Ronggolawe serta Stasiun Tawang Semarang.

Baca Juga: BMKG Minta Semua Masyarakat Waspada Potensi Multi Bencana, Banjir, Gempa Hingga Tsunami

Baca Juga: Bawa Surat Ini ke Kantor Pos, BST Rp300 Ribu Langsung Cair, Ini Cara Dapat Bansos Kemensos!

Saat sidak di rumah pompa Mberok Kota Lama, Ganjar Pranowo menemukan tidak optimalnya pompa yang ada. Dari tiga pompa yang terpasang, hanya satu yang dihidupkan.

Ganjar Pranowo pun langsung menanyakan alasan kenapa dua pompa lain tidak dihidupkan. Dari jawaban petugas, ternyata pompa itu tidak dihidupkan karena alasan administratif.

"Itu belum dinyalakan karena masalah administratif pak. Pekerjaannya belum diserahkan," kata petugas.

Baca Juga: Wisata Candi Borobudur Sepi Saat Hari Pertama Gerakan Jateng di Rumah Saja

Baca Juga: Jateng Tanpa Aktifitas Jadi Kota Mati 6-7 Februari 2021 Oleh Ganjar, Hendi: Beliau Ingin Melihat Jateng Sepi

Ganjar Pranowo pun langsung mengatakan tidak boleh ada hal administratif yang menghambat penanganan banjir. Apalagi, ia menegaskan kondisi saat ini sedang darurat.

Ganjar Pranowo langsung meminta dua pom lain dihidupkan. Ia bahkan mengajak petugas untuk masuk ke rumah pompa dan menyalakan mesin. Namun karena dikunci, akhirnya Ganjar mengurungkan niatnya.

"Tapi saya minta hari ini dihidupkan. Saya minta nomor telponnya, nanti saya cek harus sudah hidup," tegasnya.

Baca Juga: Tempat Wisata, Toko dan Mal di Kendal Akan Tutup Selama Jateng di Rumah Saja 6 dan 7 Februari 2021

Baca Juga: Hujan Bikin Jalan di Kendal Rusak, Pengendara Diminta Hati-hati

Ganjar mengatakan, kondisi darurat harus dilakukan tindakan cepat. Meski pekerjaan belum diserahkan ke Pemkot Semarang, namun pompa di kawasan Mberok Kota Lama itu harus berfungsi optimal.

"Saya minta dihidupkan, meskipun belum diserahkan tapi hari ini kondisi darurat, jadi harus dihidupkan. Soalnya ini vital, dari tiga pompa yang ada, yang hidup hanya satu," tegasnya.

Pihaknya menegaskan tidak boleh ada alasan administratif untuk menunda penanganan bencana. Apalagi diketahui, pompa Mberok adalah tumpuan utama untuk menangani persoalan banjir di kawasan Kota Lama.

Baca Juga: Dico Ganinduto Berharap Pelajar Kendal Bisa Bahasa Inggris untuk Percakapan Sehari-hari

Baca Juga: Kemenkop dan UKM: BPUM Dilanjutkan Tahun 2021! Ini Syarat dan Cara Daftar BLT UMKM Rp2,4 Juta

"Ini kalau tidak segera surut, padahal hanya disedot dari situ. Maka tidak boleh hanya karena administrasi itu menghambat. Saya minta tiga-tiganya digenjot dan mudah-mudahan hari ini tidak hujan lebat sehingga genangan bisa disedot," tegasnya.

Apalagi lanjut dia, di kawasan Kota Lama terdapat pusat transportasi publik yakni Stasiun Tawang yang juga terendam. Maka selain mengoptimalkan pompa Mberok, Ganjar juga meminta pihak PT KAI untuk mencari penyebab genangan di Stasiun Tawang. Jika diperlukan, maka gambar bangunan dibaca untuk memahami kondisi stasiun tersebut.

"Jadi harus dicari penyebab genangan, kalau memang ada kebocoran drainase, maka harus dibenahi secepatnya. Sebab kondisi curah hujan di Semarang ini cukup ekstem, dan diperkirakan BMKG kondisi ini bisa seminggu," pungkasnya.

Baca Juga: Dico Ganinduto dan Kepala DPUPR Kendal Kunjungi Lokasi Banjir di Patebon

Baca Juga: Alhamdulillah, BLT Subsidi Gaji 2021 Dapat Cair Lagi, Ini Alasan Kemnaker

Sementara itu, Kepala UPTD Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah Dua DPU Kota Semarang, Yoyok Wiratmoko membenarkan bahwa alasan tidak dihidupkannya semua pompa di lokasi itu karena memang belum diserahkan.

"Itu yang mengerjakan adalah Kementerian PUPR, dan belum diserahkan ke Pemkot Semarang. Jadi untuk mengoperasionalkannya, itu masih di ranah PUPR. Kami sudah melakukan komunikasi," katanya.

Yoyok mengatakan akan menindaklanjuti perintah Ganjar untuk segera menghidupkan semua pompa yang ada. Sebab dirinya membenarkan, jika rumah pompa Mberok adalah tumpuan utama penanganan banjir di kawasan Kota Lama.

"Kalau itu semua dihidupkan pasti akan semakin cepat," pungkasnya. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x