KENDALKU - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa dia menghormati Muslim yang ramai mengecamnya terkait kisruh kartun Nabi Muhammad di Majalah Charlie Hebdo.
Seperti diberitakan RRI, menurut Macron hal itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan.
Pada 16 Oktober, Samuel Paty, seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris dipenggal kepalanya oleh muridnya yang marah karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas saat memberikan penjelasan mengenai kebebasan berekspresi.
Baca Juga: McGregor Sebut Khabib Nurmagomedov sebagai Petarung Terbaik
Para pengunjuk rasa dari berbagai belahan dunia mengecam Prancis dalam aksi unjuk rasa. Beberapa negara bahkan telah menyerukan boikot produk keluaran Prancis.
Macron menyampaikan tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun. Hal itu dikatakannya saat wawancara kepada jaringan televisi Arab Al Jazeera.
Baca Juga: Cara Mengecek Apakah Sudah Terdaftar sebagai DPT Pilkada 2020
Namun, dia menekankan bahwa tidak berarti dia atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu, yang oleh Muslim dianggap menghujat, atau bahwa Prancis sama sekali anti-Muslim.
Baca Juga: 36 Hari Menuju Coblosan Pilbup Kendal, Paslon TIM Ajari Racik Kopi Secara Online