Rusia Alihkan Fokus pada Pembebasan Donbas Setelah Misi Pertama di Ukraina Selesai

26 Maret 2022, 20:55 WIB
Rusia Alihkan Fokus pada Pembebasan Donbas Setelah Misi Pertama Invasi Ukraina Selesai /Reuters

KENDALKU – Setelah misi pertama invasi militer terhadap Ukraina
selesai kini Rusia alihkan fokus pada pembebasan wilayah Donbas.

Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Jumat waktu setempat tampaknya
mulai mengubah fokus perang di Ukraina menjadi pembebasan Donbas
setelah sebelumnya mengatakan misi operasi khusus adalah denazifikasi
negara itu.

Kepala Direktorat Operasional Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata
Rusia Letnan Jenderal Sergei Rudskoi mengatakan selama pengarahan
bahwa "tujuan utama dari tahap pertama operasi umumnya telah tercapai”
dilansir dari upi.com.

"Potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina telah sangat berkurang,
yang memungkinkan untuk memfokuskan upaya inti kami untuk mencapai
tujuan utama, pembebasan Donbas," katanya.

Baca Juga: Aktor Muda Thailand Beam Papangkorn Meninggal Dunia, Penyebabnya Kematian Masih Misterius

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai
republik merdeka pada 21 Februari, hari di mana ia memerintahkan
pasukan penjaga perdamaian untuk menyerang dua provinsi Ukraina itu.
Dengan dalih menjaga kondusifitas wilayah.

Donbas adalah wilayah paling timur Ukraina yang terdiri dari provinsi
Luhansk dan Donetsk yang sebagian besar kini telah dikuasai oleh
separatis pro Rusia sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014 lalu.

"Keputusan ini bahkan tidak sepenting fakta bahwa penduduk Krimea dan
Sevastopol membuat pilihan yang tepat ketika mereka memasang
penghalang tegas terhadap neo-Nazi dan ultra-nasionalis” tegas Putin.

Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada wartawan pada
hari Jumat bahwa Amerika Serikat yakin Rusia sedang "mencoba untuk
memotong daerah Donbas”.

Baca Juga: Beam Papangkorn Lerkchaleampote Meninggal Dunia Di Kamarnya, Apa Penyebab Kematiannya?

“Tanggapan Rusia yang secara doktrinal terhadap situasi ini adalah
dengan mengakhiri kampanye ini, menerima jeda operasional yang mungkin
lama, mengembangkan rencana untuk kampanye baru, membangun sumber daya
untuk kampanye baru itu, dan meluncurkannya ketika sumber daya dan
kondisi lain sudah siap” bunyi laporan itu dilansir dari upi.com.

Jika Putin masih melanjutkan invasi ke Ukraina, kemungkinan akan
menyebabkan jalan buntu yang sangat kejam dan berdarah yang
menyebabkan banyak korban dari kedua belah pihak, menurut pejabat
tersebut.

Sedikitnya 1.351 tentara Rusia tewas di Ukraina kata Kementerian
Pertahanan Rusia Jumat 25 Maret 2022 waktu setempat. Namun Amerika
Serikat dan Ukraina memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya tentara
Rusia yang tewas jauh lebih tinggi.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler