Ilmuwan Nuklir Tewas di Tangan Israel, Iran Akan Balas Dendam

29 November 2020, 08:45 WIB
PEMIMPIN tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa Iran akan mendukung kelompok bersenjata Palestina sebanyak mungkin. /Instagram @khamenei_ir

KENDALKU - Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan berjanji akan melakukan pembalasan atas pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh.

Mohsen Fakhrizadeh dituduh oleh negara Barat dan Israel sebagai otak di balik proyek senjata nuklir rahasia Iran.

Dia ditembak oleh pria bersenjata ketika berada di dalam mobilnya di dekat Ibu Kota Teheran.

Mohsen Fakhrizadeh meninggal di rumah sakit usai menerima luka tembak yang serius.

Baca Juga: Menag Harap Polisi Tangkap dan Hukum Pelaku Kekerasan di Lembantongoa

Padalah, menurut Ayatollah Ali Khamenei Pemerintah Iran tidak pernah berupaya membuat senjata nuklir dan berjanji akan melanjutkan kerja Fakhrizadeh.

Dalam cuitannya, Khamenei menyebutkan bahwa para pejabat Iran harus menjalankan tugas untuk "mengejar kasus ini serta menghukum pelaku dan siapa yang memerintahkannya."

Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut, Israel adalah pembunuh bayaran yang ditugaskan oleh negara yang berkepentingan.

Baca Juga: Enaknya Jadi Mitra UMKM Binaan Rest Area Tol Dapat Bantuan Jasa Marga Rp 3,5 Miliar

Baca Juga: Grace Batubara Sentuh Anak-Anak Rehabilitasi Sosial Labuan Bajo

"Sekali lagi, tangan-tangan jahat arogansi global telah ternoda dengan darah (yang dilakukan) pembunuh bayaran rezim pendudukan Zionis," kata Presiden Iran Hassan Rouhani menunjuk pada Israel.

"Pembunuhan martir Fakhrizadeh menunjukkan keputusasaan musuh-musuh kami serta dalamnya kebencian mereka. Kematiannya sebagai martir tidak akan memperlambat pencapaian kami," kata Rouhani.

Pembunuhan ini dapat menyulut konfrontasi baru antara Iran dengan negara-negara musuh, di akhir masa jabatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pemerintah Israel menolak berkomentar, begitu pula dengan Gedung Putih, Pentagon, Departemen Luar Negeri AS, Badan Intelijen Pusat (CIA), dan tim pemerintahan transisi Presiden terpilih AS, Joe Biden. ***

Editor: Ade Lukmono

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler