5 Tips Sederhana Mengatasi Kecemasan dan Kepanikan di Masa Pandemi Covid-19

- 12 September 2021, 16:45 WIB
5 Tips Sederhana Mengatasi Kecemasan dan Kepanikan di Masa Pandemi Covid-19
5 Tips Sederhana Mengatasi Kecemasan dan Kepanikan di Masa Pandemi Covid-19 /Pixabay/1388843/

KENDALKU - Jika ada kecemasan dan kepanikan di masa pandemi Covid-19 ini, berikut ada lima tips sederhana untuk mengatasinya.  

Adanya penyebaran virus varian Delta saat ini, memaksa sebagian orang bisa mengalami kecemasan dan kepanikan.

Lima tips untuk mengatasi kecemasan dan kepanikan di masa pandemi Covid-19 ini, telah direkomenasikan oleh pakar di bidangnya.
 
Baca Juga: Tips Minum Air yang Benar dari dr. Zaidul Akbar,  Dapat Hilangkan Racun dan Menjaga Imunitas Tubuh

Gejala kecemasan dan kepanikan seseorang, bisa mempengaruhi kesehatan pada mental maupun fisik.

Penerapan PPKM pandemi Covid-19 yang masih diperpanjang, menekan semua orang dalam aktivitas terbatas.

Berikut ada lima tips sederhana untuk mengatasi kecemasan dan kepanikan, seperti yang dikutip Kendalku dari laman The Healthy.

1. Sadari bahwa diri anda tidak dalam bahaya
 
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Ungkap Tips Kuat dan Tahan Lama Ketika Menggauli Istri di Atas Ranjang: Kuncinya Cuma Tiga!

Menurut Karen Cassiday, PhD, ACT, pimpinan dari Anxiety and Depression Association of America, ini adalah reaksi biologis normal.

Saat kecemasan luar biasa timbul dan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, itu menjadi gangguan kecemasan.

Kepanikan terjadi dengan gejala fisik jantung berdebar, mual, gemetar, dan denyut nadi tidak teratur.

Dengan gangguan kecemasan umum, orang mengalami serangan kekhawatiran dan kelelahan, kegelisahan, ketegangan otot, sulit tidur.

“Mereka terjebak dalam skenario terburuk dan tidak bisa melepaskannya,” kata Cassiday.

"Meski kepanikan dan kecemasan bisa mengkhawatirkan, hal terpenting yang harus disadari adalah anda tidak dalam bahaya," jelasnya.

Gejala panik dan cemas merupakan alarm palsu dan akan mereda setelah dua atau tiga menit.

2. Bernapaslah dengan tenang dan perlahan

Orang yang menderita kecemasan dan kepanikan sering mengalami nyeri dada.

Hal itu disebabkan oleh hiperventilasi dan otot-otot yang tegang di dada.

Hiperventilasi adalah saat orang bernafas terlalu cepat dan terlalu dalam.

"Jika mengalaminya, tutup mulut dan bernapas dengan tenang dan lembut melalui hidung untuk mengembalikan kadar karbon dioksida," kata Cassiday.

Orang cenderung bernapas lebih cepat saat mereka cemas, mengakibatkan pusing dan timbul lebih banyak kecemasan.

3. Ketahui pemicunya

Perubahan mendadak dalam hidup bisa terjadi, seperti memiliki bayi, dipecat dari pekerjaan, atau memiliki anak yang sakit.

Juga dalam masa pandemi Covid-19 dengan penyebaran virusnya, berpengaruh pada kecemasan dan kepanikan berlebihan.

“Stres meningkat di beberapa titik yang luar biasa dan memicu sistem alarm di otak dan tubuh. Itu bisa imajiner atau nyata, masih memicu stres yang sama,” ucap Cassiday.

Bagi yang mengalami gangguan kecemasan, pemicunya bisa apa saja.

Hal itu yang membuat seseorang merasa tidak pasti, kurang kontrol, bagaikan terbang, berada di keramaian, atau tekanan di tempat kerja.

Sedangkan bagi mereka yang mengalami kepanikan, pemicunya bisa berupa semua jenis perubahan fisik yang dirasakan oleh orang tersebut.

4. Jaga pola makan sehat, cukup tidur, dan berolahraga teratur

Adalah Joel Sherrill, PhD, pimpinan Division of Services and Intervention Research di the National Institute of Mental Health.

Ia mengatakan bahwa, jika Anda mengalami kecemasan dan stres, rata- rata orang dapat membantu meminimalisasi dengan makanan seimbang.
 
Makan makanan sehat, seimbang, tidak kehausan, membatasi alkohol dan kafein membantu meredakan kecemasan melalui diet.

Makan teratur juga penting untuk menghindari penurunan gula darah, yang dapat menyebabkan kegelisahan dan memperburuk kecemasan.

"Tidur yang cukup dan rutin adalah faktor penting dalam mengendalikan kecemasan," kata Sherrill.

Gangguan tidur dapat mempengaruhi suasana hati dan kemampuan untuk atasi stres.

Studi menunjukkan bahwa tidur mempengaruhi otak dan secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Tinjauan sistematis dan meta-analisis 2016 menemukan, bahwa kurang tidur akut dikaitkan dengan peningkatan kecemasan.

Selain menimbulkan kecemasan, juga menciptakan ketidakseimbangan kadar hormon dan meningkatkan adrenalin.

Penelitian menunjukan bahwa tingkat aktivitas fisik yang rendah, mudah timbul kecemasan.

Para peneliti telah menemukan bahwa olahraga seperti berlari mengaktifkan kimia otak yang dapat mengurangi kecemasan.

5. Jangan biarkan hal itu mengubah hidup anda

Kecemasan dan kepanikan berkepanjangan, akan menimbulkan dampak buruk bagi seseorang.

"Ketika seseorang sering mengalami kecemasan, mereka mungkin ia berhenti melakukan aktivitas normal untuk meredakannya," kata Cassiday.

Sementara Dr. Sherrill menjelaskan bahwa, ketika kecemasan semakin kuat atau berlangsung terlalu lama, maka penting untuk mendapatkan evaluasi.

Salah satu solusinya, yakni menjalani terapi kepada ahli yang tepat, termasuk metode apa yang digunakan untuk menyembuhkan seseorang.

Itulah lima tips sederhana untuk mengatasi kecemasan dan kepanikan di masa Pandemi Covid-19 ini.***

Editor: Fahmi Syaiful Akbar

Sumber: The Healthy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah