Belajar Komunikasi Dari Oh Su Hyang: Pelumasnya dengan Pujian dan Tertawa 20 Menit Sekali

- 9 September 2021, 11:10 WIB
Belajar Komunikasi Dari Oh Su Hyang: Pelumasnya dengan Pujian dan Tertawa 20 Menit Sekali
Belajar Komunikasi Dari Oh Su Hyang: Pelumasnya dengan Pujian dan Tertawa 20 Menit Sekali /Kendalku/Ika Nur Widiyanti/
 
KENDALKU –  Oh Su Hyang dalam bukunya ‘Bicara itu Ada Seninya’ menjelaskan bahwa humor dan pujian adalah pelumas komunikasi.
 
Oh Su Hyang menjelaskan bahwa setidaknya dalam komunikasi, pendengar dapat tertawa setiap 20 menit sekali.
 
Pelumas komunikasi tersebut berguna untuk mencairkan suasana yang kaku dan dingin.
 
 
Seperti halnya mesin, komunikasi juga membutuhkan pelumas agar prosesnya berjalan dengan lancar dan pesan yang dibawa dapat tersampaikan dengan baik.
 
Berbeda halnya dengan mesin yang membutuhkan pelumas berupa oli, komunikasi memiliki pelumas dalam bentuk pujian dan humor.
 
Humor adalah sebuah candaan atau perkataan ringan yang menimbulkan tawa. Sedangkan rayuan atau pujian adalah meninggikan harkat seseorang dengan mengamati dan memberi kalimat sanjungan.
 
Sebagaimana dilansir Kendalku dari Buku Bicara Itu Ada Seninya karya Oh Su Hyang, Tertawa setiap 20 menit sekali, menjadi bagian dari kebutuhan humor dalam berkomunikasi.
 
 
Hal ini perlu dilakukan agar tidak menimbulkan hubungan yang kaku, menegangkan, dan membosankan dalam berkomunikasi.
 
Oh Su Hyang menyarankan untuk tertawa 20 menit sekali ketika pidato di depan publik agar pendengar tidak bosan, tetap berkonsentrasi dan daya ingat meningkat.
 
Untuk dapat melakukan hal tersebut, harus mampu membuat lelucon yang pas di telingan pendengar.
 
Bagaimana caranya?
 
Riset perlu dilakukan untuk mengetahui hal yang disukai oleh pendengar dan mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan cadaan ataupun pujian ketika berkomunikasi.
 
Memberikan candaan atau pujian harus memperhatikan tempat dan waktu yang tepat untuk mendapatkan respon yang baik dari pendengar.
 
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sense of humor diantaranya:
 
1. Mengamati public untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan memberikan humor.
 
2. Membaca buku, komik, atau bahan lain yang sekiranya lucu untuk merasakan pengalaman tertawa.
 
3. Menonton banyak drama atau pertunjukan komedi.
 
4. menonton televisi bersama anak-anak, sehingga bisa mengikuti spontanitas tertawa terhadap stimulus humor yang ringan.
 
Dengan mempraktikkan cara tersebut, poin mendasar dalam tertawa agar mampu dirasakan oleh semua orang mulai dari anak kecil hingga dewasa dapat kita ketahui.
 
Sedangkan dalam memberikan pujian kepada seseorang, kita harus memahami dengan baik kondisi yang sedang dialami oleh seseorang.
 
Pujian perlu dilakukan untuk meredakan suasana kaku dengan tujuan menyenangkan suasana hati dari pelaku komunikasi, maka harus disampaikan dengan baik agar tidak disalah artikan.
 
Berbeda dengan tulisan, ucapan hanya bisa didengar sesaat, maka dari itu pujian harus diungkapkan secara mendetail, jelas dan spesifik agar lawan bicara dapat mengerti dan meresponnya.
 
Dengan penjelasan tersebut, kita akan belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik dan tidak membosankan.
 
Demikianlah penjelasan mengenai cara berkomunikasi yang baik menurut Oh Su Hyang.***

Editor: Fahmi Syaiful Akbar

Sumber: Buku Bicara Itu Ada Seninya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah