KENDALKU – Apakah Anda sudah tahu bahwa naskah Sumpah Pemuda yang dibuat pada 28 Oktober 1928 berbeda dengan naskah Sumpah Pemuda saat ini?
Naskah Sumpah Pemuda yang dibuat pada 28 Oktober 1928 dengan Naskah Sumpah Pemuda yang sering Anda lihat saat ini ternyata memiliki perbedaan.
Perbedaan Sumpah Pemuda yang dibuat pada 28 Oktober 1928 dengan Naskah Sumpah Pemuda saat ini begitu mencolok.
Namun, apa perbedaan dari naskah Sumpah Pemuda yang dibuat pada 28 Oktober 1928 dengan Naskah Sumpah Pemuda yang saat ini diketahui?
Untuk mengetahui apa perbedaannya, simaklah artikel ini hingga selesai.
Artikel ini akan memperlihatkan perbedaan antara naskah lama dengan naskah baru Sumpah Pemuda.
Yang tentu informasi tersebut akan menambah wawasan Anda terkait dengan sejarah negara Indonesia.
Maka dari itu, simaklah artikel ini hingga selesai.
Berikut perbedaan naskah lama dan naskah baru Sumpah Pemuda.
Naskah lama dan naskah baru Sumpah Pemuda ternyata memiliki perbedaan.
Perbedaannya tersebut terletak pada penulisannya.
Pada naskah lama Sumpah Pemuda yang ditulis pada 28 Oktober 1928 masih menggunakan ejaan lama.
Sedangkan naskah baru Sumpah Pemuda yang sering dijumpai telah menggunakan ejaan baru.
Namun, walaupun ada perubahan dalam penulisan, makna dari Sumpah Pemuda yang ditulis 28 Oktober 1928 tetaplah sama hingga saat ini.
Berikut naskah lama dan naskah baru Sumpah Pemuda:
Naskah Sumpah Pemuda Lengkap:
Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang berdasarkan dengan nama Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Batak Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar Indonesia.
Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di negeri Djakarta. Sesoedahnja mendengar segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini. Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan:
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan asas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia.
Mengeloearkan kajakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar poetoesannja:
Kemajoean
Sedjarah
Bahasa
Hoekoem Adat
Pendidikan dan Kepandoean
Dan mengeloearkan penghargaan soepaja ini disiarkan dalam segala soerat kabar dan dibatjakan dimoeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan.
Djakarta, 28 Oktober 1928
3 Butir Sumpah Pemuda Versi Asli
Berikut ini adalah 3 butir isi naskah Sumpah Pemuda versi asli yang ditulis menggunakan ejaan lama:
Pertama,
“Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia”.
Kedoea,
“Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia”.
Ketiga,
“Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”.
3 Butir Sumpah Pemuda Versi Baru
Versi baru dari 3 butir Teks Sumpah Pemuda telah diperbarui dengan ejaan baru yang lebih familiar dan telah disempurnakan.
Pertama,
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia”.
Kedua,
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”.
Ketiga,
“Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Itulah perbedaan naskah lama dan naskah baru Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.***