"Sudah dari tiga tahun lalu pak, bisa karena diajari. Bapak kalau mau coba boleh pak. Monggo," ajaknya.
Ganjar pun mengambil sapu lidi kecil yang digunakan untuk membuat pola. Sapu itu kemudian ia celupkan ke malam panas dan dipukul ke kain putih hingga membuat pola.
"Wah mudah ya ternyata. Tapi hasilnya bagus lho," kata Ganjar.
Ganjar kemudian berkeliling melihat proses pembuatan batik karya para penyandang disabilitas itu.
Beberapa kali, ia ngobrol dengan para penyandang disabilitas dan para pengelola terkait proses pembatikan. Ada sekitar 20 penyandang disabilitas yang ada di tempat itu.
"Kita belajar dari Temanggung Jawa Tengah lho pak. Ini hasil didikan bapak juga kami bisa seperti ini," kata Ketua Batik Ciprat Langitan, Maryani.
Ganjar begitu senang mendengar kabar itu. Menurutnya, kerjasama yang baik antar daerah memang harus ditingkatkan.
"Iya, saya lagi ke tempat pembuatan batik bersama teman-teman difabel di Magetan. Dan hasilnya bagus sekali. Ternyata mereka belajar ke Temanggung, dan sekarang hasilnya luar biasa," katanya.