General Manager Marketing and Planning Analysis AHM, Andy Wijaya mengatakan sejak bergabung dengan AHRT, Mario diyakini memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan kompetensi balapnya dalam upaya memberikan kebanggaan bagi Indonesia di kancah balap internasional. Skill balap Mario ini diperkuat dengan mengasah karakter balap yang gigih dan kompetitif.
"Mario merupakan pebalap AHRT yang memilliki mental balap yang kuat. Kami yakin berbekal tempaan pembinaan balap yang selama ini dijalani bersama kami, Mario bisa kompetitif, tetap percaya diri, dan pantang menyerah saat bersaing dengan pebalap-pebalap GP Moto3 yang sudah berpengalaman, Mari kita dukung Mario menjadi salah satu pebalap kebanggaan Indonesia" ujar Andy.
Berawal dari mimpi seorang anak di kota Magetan, Jawa Timur untuk menjadi pebalap, Mario Aji bergabung dengan Astra Honda Racing School di tahun 2016.
Kesempatan untuk bersaing di ajang balap yang tinggi pun semakin terbuka atas performanya yang kerap meningkat. Di ajang balap internasional, Mario mulai berlaga di Thailand Talent Cup pada tahun 2017.
Tahun 2018, dia menjadi bagian dari pebalap AHRT dan turun di ajang Asia Talent Cup (ATC) serta Asia Road Racing Championship (ARRC) pada kelas AP250.
Di tahun 2019 hingga 2021, Mario bersaing di FIM CEV Moto3 Junior World Championship. Perkembangan performa balap yang menjanjikan, membuat dirinya mendapatkan kesempatan dua kali wildcard di GP Moto3 bersama Honda Team Asia.
Livery AHRT dan Nomor Baru
Saat bersaing di Grand Prix Moto3, Mario Aji tetap menggunakan livery Astra Honda Racing Team. Namun ada yang berbeda dari tampilan motor Mario yang biasa turun di FIM CEV Moto3 Junior World Championship.
Nomor motor 16 yang biasa dia gunakan, kali ini berubah karena nomor tersebut sudah dipakai oleh pebalap GP Moto3 yang lain. Sehingga Mario memilih nomor baru dengan angka 64.