Freeport Teliti Mitos Satwa Anjing Bernyanyi Keturunan Moyang Papua

- 27 November 2020, 11:31 WIB
Kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua.*
Kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua.* /Dok. Pemkab Mimika

KENDALKU - Warga lokal Papua di sekitar Kawasan tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) meyakini bahwa anjing bernyanyi merupakan keturunan dari nenek moyang mereka.

Kearifan lokal inilah yang turut membangun rasa tanggung jawab masyarakat dan PTFI untuk menjaga dan melindungi kelestarian satwa ini.

“Sudah menjadi komitmen PTFI untuk melindungi mega biodiversitas Papua melalui berbagai upaya penelitian dan pelestarian lingkungan," kata General Superintendent of Highland Reclamation and Monitoring PTFI Pratita Puradyatmika di Timika, Jumat 27 November 2020.

Satwa anjing yang hidup di dataran tinggi Papua itu selama ini dikenal oleh masyarakat lokal sebagai 'anjing bernyanyi'.

Baca Juga: Tak Tolak Kedatangan Habib Rizieq, Begini Sikap Para Kyai Sepuh, Ulama dan Tokoh Banten

Karenanya, selain dengan menjaga habitat dan populasi anjing bernyanyi di area kerja, PTFI mendukung upaya berbagai pihak, termasuk Universitas Cenderawasih, untuk melakukan penelitian lanjutan demi tujuan konservasi.

Anjing bernyanyi dapat dikenali dengan rambut yang lebih tebal dan ukuran badan relatif lebih kecil dibandingkan anjing liar lainnya, yakni tinggi sekitar 45 cm untuk anjing jantan dan 37 cm untuk anjing betina, dengan panjang tubuh sekitar 65 cm untuk jantan dan 55 cm untuk betina.

Hewan ini hidup dalam kawanan kecil, dengan jumlah sekitar dua hingga tiga ekor dalam satu kelompok.

Hal lain yang juga membedakan anjing ini dengan anjing lainnya adalah caranya berkomunikasi yaitu bukan dengan menggonggong melainkan hanya melolong.

Halaman:

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x