Cek HASIL Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan 2022 Jatuh Hari Apa? Tanggal 2 atau 3 April 2022

1 April 2022, 18:38 WIB
TERKINI! LINK LIVE STREAMING Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 2022 /Sudarno Ahmad Nashori/IniPurworejo

KENDALKU- Cek hasil sidang isbat hari ini penetapan awal puasa Ramadhan 2022 oleh Pemerintah.

Bagi yang penasaran terkait hasil sidang isbat awal puasa Ramadhan 2022 bisa cek artikel disini.

Info hasil sidang isbat Kemenag 1 Ramadhan 2022 hari ini awal puasa jatuh tanggal 2 atau 3 April 2022 bisa cek live streaming di sini.

Pengumuman hasil sidang isbat Kemenag penentuan 1 Ramadhan 2022 hari ini 1 April 2022 sudah menjadi yang paling dinantikan oleh umat Islam di Indonesia.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menggelar sidang isbat penetapan 1 Ramadhan 1443 H hari ini Jumat 1 April 2022.

Sidang akan memutuskan kapan awal puasa Ramadhan 2022 dimulai tanggal berapa nantinya.

Baca Juga: Live Streaming Sidang Isbat, Cek Hasil Awal Penentuan Puasa Ramadhan 2022

Pelaksanaan sidang dilakukan di Kantor Kemenag di Jakarta yang diikuti sejumlah daerah lain secara online.

Kemenag menjelaskan tentang kemungkinan adanya perbedaan awal puasa Ramadhan 2022 di mana ada yang tanggal 2 dan 3 April 2022 karena perbedaan metode.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib mengajak masyarakat untuk menunggu hasil Sidang Isbat.

“Kita tunggu hasil sidang isbat,” tegas Adib di Jakarta dilansir dari laman Kemenag.go.id.

Menurut Adib, sidang isbat awal Ramadan 1443 H akan digelar pada 1 April 2022, bertepatan dengan 29 Sya'ban 1443 H.

sidang isbat dihelat oleh Kementerian Agama, sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Baca Juga: CEK Hasil Sidang Isbat Penentuan Awal Puasa Ramadhan 2022 via Live Streaming TVRI Berikut

Ada empat hal yang diatur dalam fatwa tersebut. Pertama, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

Kedua, seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan Pemerintah RI tentang penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Ketiga, dalam menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam dan instansi terkait.
Keempat, hasil rukyat dari daerah yang memungkinkan hilal dirukyat walaupun di luar wilayah Indonesia yang mathlanya sama dengan Indonesia dapat dijadikan pedoman oleh Menteri Agama RI.

Sebagaimana yang selama ini berjalan, lanjut Adib, Sidang Isbat dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.

Kementerian Agama berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Forum ini sekaligus menjadi sarana untuk berdiskusi.

“sidang isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," jelasnya

Terkait perbedaan, Adib mengaku bahwa potensi itu ada saja. Sebelumnya, pernah juga terjadi perbedaan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan. Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.

“Jika pun ada beda awal Ramadhan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyuan dalam menjalani ibadah puasa,” pesannya.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi menjelaskan, bahwa pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah diatas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit.
Fakta ini yang menjadi dasar bagi mereka yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal untuk menentukan awal Ramadhan bertepatan 2 April 2022.

Sementara Kemenag, sebagaimana fatwa MUI, menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasarkan metode Hisab dan Rukyat. Hasil perhitungan astronomi atau Hisab, dijadikan sebagai informasi awal yang kemudian dikonfirmasi melalui metode Rukyat (pemantauan di lapangan).

“Posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan. Apalagi, kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), awal bulan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadan,” jelasnya.

“Sidang Isbat akan menunggu laporan hasil pemantauan hilal, apakah ada yang melihat ataukah tidak. Selanjutnya, peserta sidang akan bermusyawarah untuk menentukan awal Ramadhan. Jadi, mari tunggu pengumuman hasil dari Sidang Isbat,” tandasnya.

Anda yang menunggu bagaimana hasilnya sidang Isbat Kemenag hari ini bisa klik linknya di bawah ini.

>> Klik di sini <<

Itulah link live streaming sidang Isbat penentuan awal puasa Ramadhan 2022 Kemenag.*

Editor: Febri Eka Pambudi

Tags

Terkini

Terpopuler