3 Dimensi yang Terkandung Dalam Sholat: Ada Dimensi Rohani, Sosial, Kesehatan

- 14 September 2021, 10:20 WIB
3 Dimensi yang Terkandung Dalam Sholat:  Ada Dimensi Rohani, Sosial, Kesehatan
3 Dimensi yang Terkandung Dalam Sholat: Ada Dimensi Rohani, Sosial, Kesehatan /Pexels / RODNAE Productions

KENDALKU - Berikut tiga dimensi yang terkandung dalam sholat yang biasa dilakukan oleh umat Islam.

Rohani, sosial dan kesehatan merupakan tiga rangkaina dimensi dalam sholat.

Berikut penjelasan dimensi rohani, sosial dan kesehatan yang terkandung dalam sholat sehari-hari,

Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat! Inilah Batasan Waktu Sholat Fardhu Berdasarkan Kitab Sullamut Taufiq

Seorang muslim tidak hanya melaksanakan sholat namun harus tau beberapa dimensi yang terkandung dalam sholat.

Sehari semalam kita melaksanakan sholat 5 waktu, belum lagi dengan sholat sunnah lainnya.

Namun, apakah cukup dengan melaksanakan sholat saja? Ternyata tidak. Sholat memiliki dimensi yang sangat luas.

Dilansir Kendalku dari buku Bunga Rampai, Senjata Penganjur dan Pemimpin Islam karya Dr. H. Husnan Bey Fananie, MA, dalam sholat setidaknya terdapat beberapa dimensi, yakni dimensi rohani, dimensi sosial, dan dimensi kesehatan bagi pelakunya.

Baca Juga: 9 Syarat Menjadi Imam Sholat Berjamaah, Berikut Ilmunya agar Tidak Saling Tunjuk

  1. Dimensi Rohani

Tak hanya sebagai sarana ibadah, sejatinya, sholat juga menjadi sarana bagi kita untuk meraih ketenangan jiwa. Inilah janji Allah ‘Azza wa Jalla kepada hamba-hamba-Nya yang mendirikan sholat dengan cara yang benar.

Kualitas sholat seseorang memang diukur dari tingkat kekhusyukannya, yakni hadirnya hati dalam setiap aktifitas sholat.

Dalam hal ini Imam al-Ghazali menyebutkan enam hal yang dapat menyempurnakan makna sholat, yaitu: kehadiran hati, kepahaman akan bacaan sholat, mengagungkan Allah, “haibah” (segan), berharap, dan merasa malu.

Enam hal yang dikemukakan Imam Al-Ghazali merupakan syarat penting untuk menghadirkan kekhusyukan dalam sholat. Ketika keenamnya dilaksanakan, maka esensi dzikir dapat tercapai.

  1. Dimensi Sosial

Salah satu tujuan mendirikan sholat adalah untuk mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.

Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang paling mendasar dan pijakan utama untuk mewujudkan sistem sosial Islam.

Keengganan atau kemalasan untuk melaksanakan sholat, selain dicap sebagai tanda-tanda kemunafikan, juga merupakan sinyal lunturnya imannya seseorang.

Jika hal tersebut berlaku secara massal, maka dalam skala besar, sistem sosial umat Islam akan goyah dan hancur.

Efek kehancuran sistem sosial masyarakat Islam akan lebih terasa ketika sholat berjamaah sudah tidak menjadi pilihan.

Karena secara empirik sholat merupakan faktor utama dalam proses penyatuan dan pembangunan kembali kekuatan-kekuatan komunitas muslim yang sebelumnya rusak dan terpencar-pencar sebagai akibat melalaikan mendirikan sholat.

Sholat diakhiri dengan salam, hal ini mengindikasikan bahwa setelah seorang hamba melakukan hubungan (komunikasi) yang baik dengan Allah, maka diharapkan hubungan yang baik tersebut juga berdampak pada hubungan yang baik kepada sesama manusia.

  1. Dimensi Kesehatan

Sebuah riset di Amerika yang diadakan oleh medical center di salah satu universitas menegaskan, bahwa sholat dapat memberikan kekuatan terhadap tingkat kekebalan tubuh orang-orang yang rajin melaksanakannya untuk melawan berbagai penyakit, salah satunya penyakit kanker.

Di samping itu, ada beberapa hasil riset medis yang memfokuskan pada gerakan-gerakan sholat, misalnya: gerakan takbiratul ihram berkhasiat melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan.

Gerakan ruku’ bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. I'tidal yang merupakan variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.

Pada waktu sujud aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak dan posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak, maka aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.

Duduk yang terdiri dari dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir) yang perbedaannya terletak pada posisi telapak kaki juga memiliki manfaat medis.

Saat iftirosy kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.

Sedangkan duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan saluran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostat) dan saluran vas deferens. Jika hal ini dilakukan dengan benar, konon dapat mencegah impotensi.

Begitupun dengan gerakan salam. Gerakan di akhir sholat yang memutarkan kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, bermanfaat sebagai relaksasi otot sekitar leher dan kepala untuk menyempurnakan aliran darah di kepala yang bisa mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Demikian beberapa dimensi dan manfaat sholat yang wajib diketahui umat Islam, diantaranya ada dimensi rohani, sosial dan kesehatan.***

 

Editor: Fahmi Syaiful Akbar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah