"Ini mungkin salah satu audiens terbesar yang akan mereka jangkau sebelum pemilihan," kata Mantan kepala Eksekutif Komite Nasional Demokrat ini.
Direktur pelaksana buletin politik "Sabato's Crystal Ball" di University of Virginia Center for Politics, Kyle Kondik, mengatakan debat tersebut adalah peristiwa besar terakhir dalam perjalanan menuju pemilihan.
Baca Juga: Peringatan Hari Santri, Pjs Wali Kota Semarang Ajak Santri Berperan Aktif Dalam Pembangunan
Pada debat terakhir menjadi pertaruhan paling tinggi bagi kedua kandidat sebelum pemilihan. Debat terakhir juga bisa mengubah arah politik.
"Taruhannya tinggi untuk kedua kandidat - Biden ingin mempertahankan persaingan di tempatnya," ucap dia.
Pada jejak pendapat terakhir, Trump membuntuti Biden dengan 7,7 poin dalam rata-rata jajak pendapat nasional RealClearPolitics dan berada di belakang di sebagian besar negara medan pertempuran utama yang penting untuk kemenangan.
Baca Juga: Begini Cara Camat Jambu Kabupaten Semarang Angkat Potensi Wisata di Wilayahnya
Pada debat pertama 29 September lalu menjadi debat paling kacau, dengan banyaknya interupsi.
Debat kedua yang direncanakan pada 15 Oktober dibatalkan setelah Trump terserang Covid-19 dan menolak untuk mengambil bagian dalam debat virtual.
Sebagai tindakan pencegahan kesehatan, penghalang plexiglass telah dipasang kali ini di samping mimbar tempat kedua kandidat akan berdiri.