Penyakit yang Muncul Akibat Polusi dan Buruknya Kualitas Udara, Nomor 10 Bikin Takut

- 11 Oktober 2022, 21:05 WIB
10 Penyakit yang Muncul Akibat Polusi dan Buruknya Kualitas Udara, Dari Sesak Nafas Hingga Alzhaimer
10 Penyakit yang Muncul Akibat Polusi dan Buruknya Kualitas Udara, Dari Sesak Nafas Hingga Alzhaimer /medicalnewstoday

KENDALKU - Polusi udara dapat menimbulkan penyakit. Tak hanya pernapasan, ini deretan penyakit yang muncul akibat buruknya kualitas udara.

Penyakit yang muncul akibat buruknya kualitas udara bukan hanya pernapasan saja.

Polusi seperti yang kebanyakan orang ketahui dapat menimbulkan asma atau infeksi saluran pernafasan.

Tapi, di samping itu semua, polusi juga mampu menyebabkan penyakit kronis serangan jantung.

Baca Juga: Apa Itu Penyakit Bronkitis, Gejala, Cara Mengobati dan Kapan Harus Ke Dokter?

Parahnya lagi, DKI Jakarta berada di deretan atas daerah yang memiliki kadar polusi tinggi.

Tercatat pada 19 Juni 2022, polusi di Jakarta dapat dilihat secara kasat mata karena memiliki konsentrasi PM2.5 yang cukup tinggi, kadar polutan juga mengalami lonjakan di level 148 µg/m3.

Hal ini sangat mengancam kesehatan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya.

Mau tidak mau, semua elemen masyarakat harus bahu membahu mengurangi emisi gas buangan.

Baca Juga: Jadwal Piala Dunia 2022 Dari Babak Penyisihan Hingga Final

Anda dapat membantu mengurangi emisi dengan menggunakan transportasi umum untuk kemana-mana.

Ada beberapa penyakit muncul karena kualitas udara buruk. Selain paru-paru, polusi dapat membuat gangguan pada kulit, peredaran darah, hingga mata.

1. Pusing dan Migraine

Polusi udara bisa bikin pusing. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh National Headache Foundation yang telah meneliti efek dari berbagai macam polusi di provinsi Santiago, Chile.

Provinsi Chile ini adalah salah satu daerah yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia.

Di daerah tersebut terdapat berbagai polusi udara seperti ozon, karbon monoksida, debu, dan lainnya.

Adapun penggunaan bahan bakar untuk transportasi berdampak pada penyebab pusing kepala. Namun, ozon merupakan zat polusi yang memiliki kaitan erat dengan angka kejadian pusing kepala.

Di penelitian tersebut mereka memaparkan bahwa kejadian sakit kepala karena polusi yang tinggi adalah migrain.

Ini adalah salah satu sakit kepala yang terasa berdenyut yang biasanya terjadi di salah satu sisi kepala. Jika seseorang terpapar polusi udara tinggi, maka ia memiliki kecenderungan untuk migrain.

2. Iritasi Mata, Hidung dan Tenggorokan

Polusi udara dapat menyebabkan gangguan pada mata dan hidung.

Iritasi mata dari ringan hingga parah dapat terjadi karena paparan polusi udara terus menerus. Polusi udara juga bikin iritasi pada selaput lendir dari hidung yang sensitif.

Semuanya disebabkan karena adanya zat polutan ozon. Zat ini hadir karena reaksi matahari dengan polutan primer seperti NO dan NO2.

Selain dari luar ruangan, di dalam ruangan yang ber-AC juga mengeluarkan polutan bernama CFC atau Chlorofluorocarbon.

Polusi udara tersebut juga bisa menyebabkan tenggorokan radang atau faringitis.

Ini adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tapi bisa juga karena polusi udara yang berlebihan dan debu yang masuk ke tenggorokan.

3. Penyakit Kardiovaskular

Anda tahukah Anda bahwa polusi udara dapat membuat arteri jantung mengeras? Sebagai informasi, arteri adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk menyebarkan darah berisi oksigen ke seluruh bagian tubuh.

Perannya begitu penting, sehingga apabila terganggu, akan mengganggu peredaran darah.

Hal ini sesuai dengan paparan spesialis kardiovaskular di University of Michigan, Robert D. Brook, MD.

Ia mengatakan bahwa polusi menyebabkan iritasi serat saraf paru-paru yang menyebabkan pembekuan darah lalu merusaknya.

Hingga pada akhirnya memicu serangan jantung, stroke, bahkan kematian.

4. Penyakit Kulit

Udara yang tercemar dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Polusi udara mengandung berbagai radikal bebas, radiasi ultraviolet, oksida, ozon, hingga asap rokok.

Meskipun, kulit manusia memiliki penangkal polusi, akan tetapi jika terpapar terus menerus akan merusak lapisan kulit.

Beberapa masalah kulit yang biasa terjadi karena polusi udara adalah jerawat, flek hitam dan ruam.

Namun, tak hanya di kulit bagian luar saja, polusi juga bekerja merusak lapisan dalam kulit manusia, yang dapat mengakibatkan pada pigmentasi, penuaan kulit, hingga kanker kulit.

Apabila Anda ingin membuat lapisan kulit lebih kuat dan sehat, rajin mengaplikasikan sunblock, body lotion, lip balm dan bersihkan wajah secara teratur sebelum melakukan aktivitas.

Dengan rutin menjaga kulit, Anda telah meminimalisir risiko penyakit kulit.

5. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

Salah satu permasalahan yang sering muncul karena polusi udara adalah infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

Infeksi ini bisa terjadi karena pencemaran kualitas udara, bukan hanya infeksi virus atau bakteri saja.

Balita dan orang yang memiliki daya tubuh lemah mudah untuk terpapar oleh ISPA.

Gejala ISPA biasanya timbul batuk, bersin, hidung tersumbat, pilek, demam, batuk berdahak, sesak napas dan lain sebagainya.

Biasanya gejala ini akan mereda selama beberapa minggu, tetapi jika terus-terusan dan semakin parah maka Anda perlu pergi ke dokter.

6. Asma

Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak karena terjadi peradangan atau penyempitan saluran pernapasan.

Penyakit ini menyebabkan gejala berupa sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk.

Penderita asma membutuhkan alat bantu pernapasan yang bernama Inhaler atau Nebulizer.

Kedua alat ini memiliki obat asma yang berbentuk cairan atau serbuk dengan dihirup melalui mulut. Ketika asma menyerang, alat ini akan bantu mengontrol pernapasan menjadi normal.

Penderita asma sangat tidak cocok untuk tinggal di daerah dengan kualitas udara yang buruk.

Daerah ini justru akan memperparah kondisi asma mereka. Karena, zat-zat polusi udara akan memicu asma penderita kambuh.

7. Pneumonia atau paru-paru basah

Penyakit yang muncul akibat buruknya kualitas udara selanjutnya adalah pneumonia atau paru-paru basah.

Zat-zat berbahaya banyak terkandung pada udara kemudian masuk ke paru-paru akan menyebabkan peradangan.

Saluran pernapasan jadi terinfeksi dan pengidap penyakit ini akan mengalami sesak napas, batuk berdahak, hingga demam.
Pneumonia sangat rentan kepada anak-anak dan orang yang menghirup secara langsung asap tembakau.

8. Bronchopneumonia

Bronchopneumonia adalah infeksi peradangan pada saluran udara atau bronkus dan kantung udara (alveolus).

Penyakit ini membuat saluran udara menyempit dan area udara dengan darah menjadi berkurang.

Penderita bronkopneumonia merasakan kesulitan bernapas yang serupa dengan gejala bronkitis.

Paparan polusi udara menyebabkan meningkatkan resiko terkena infeksi pernapasan Bronchopneumonia.

9. Kanker paru-paru

Daerah dengan kualitas udara yang buruk akan terancam dengan penyakit kanker paru-paru.

Menghirup polusi secara terus menerus dalam waktu yang lama tanpa perlindungan akan mendapatkan peradangan dan tertimbun yang akan memicu terjadinya kanker paru-paru. Sel-sel paru-paru pun rusak

Gejala kanker paru-paru adalah seperti batuk-batuk, pilek, sakit kepala, asma, nyeri dada sampai batuk berdarah.

Mereka yang batuk disertai dengan darah harus segera ke dokter dan memastikan dirinya telah aman dari gejala apapun.

10. Meningkatkan Risiko Alzheimer

Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, berbicara dan perubahan struktur otak yang menyebabkan kematian sel-sel otak. Hingga saat ini Alzheimer belum ada obatnya.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Ilmuwan Lancaster University pada jaringan otak 37 orang yang telah meninggal dunia berumur antara 3 sampai 92 tahun yang tinggal di dua kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi, Mexico City dan Manchester.

Peneliti tersebut menemukan partikel-partikel Magnetit kecil di otak orang meninggal itu.

Magnetit adalah mineral berbahaya bagi otak yang tersebar melalui polusi udara.

Ini ada kaitannya dengan otak pengidap Alzheimer yang kadang-kadang ada lebih banyak logam dalam otak, tapi tidak tahu asal muasalnya.

Itulah penyakit yang muncul akibat buruknya kualitas udara suatu daerah.

Polusi udara kini sudah ada dimana-mana seiring dengan berkembangnya industri dan transportasi.

Mulailah untuk memiliki gaya hidup yang mengurangi polusi udara, dimulai dari berangkat dengan transportasi umum.***

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x