Mengenal Filosof Prancis Julia Kristeva: Pemikiran dan Tokoh yang Mempengaruhinya

31 Oktober 2021, 12:00 WIB
Mengenal Filosof Prancis Julia Kristeva: Pemikiran dan Tokoh yang Mempengaruhinya /Pexel

KENDALKU – Julia Kristeva merupakan seorang filosof, penulis, psikoanalisis, dan profesor emeritus di University of Paris Diderot.

Julia Kristeva lahir pada tahun 1941 di Bulgaria, Eropa bagian tenggara yang dekat dengan Turki, Serbia, dan Prancis. Bulgaria merupakan negara mantan jajahan Turki Usmani.

Besar di Prancis, Julia Kristeva dikenal pintar sejak remaja. Seiring ia banyak belajar, aliran pemikirannya cenderung pro marxis.

Baca Juga: Mengenal Beasiswa Leads Indonesia: Keuntungan dan Syarat untuk Mendaftar

Marxisme sendiri merupakan paham yang didasarkan pada pemikiran filsuf Jerman bernama Karl Marx (1818-1883).

Marx menulis buku berjudul “Das Kapital”, yang berisi kritik terhadap sistem kapitalisme yang dinilai hanya mengeksploitasi kaum pekerja (buruh).

Kristeva merupakan murid dari Simone de Beauvoir, sorang tokoh feminisme modern dan ahli filsafat dari Prancis.

Selain Beauvoir, pemikiran Kristeva pun turut dipengaruhi oleh tokoh-tokoh sebelumnya, yakni Sigmund Freud, Roland Barthes, dan Jacques Lacan.

1. Sigmund Freud

Sigmund Freud merumuskan konsep kesadaran manusia yang terbagi menjadi tiga jenis, yakni id, ego, dan superego.

Id dipahami sebagai kepribadian asli yang dibawa sejak lahir dan beroperasi di alam tidak sadar.

Sedangkan ego berperan untuk memilih keinginan yang hendak direspon sesuai dengan prioritas waktunya.

Superego merupakan kekuatan moral dan etik kepribadian yang merupakan lawan dari id.

Kesadaran ini berhubungan dengan pertimbangan dari dunia sosial.

2. Roland Barthes

Roland Barthes merupakan ahli di bidang semiotika, yakni ilmu atau metode yang mengkaji tentang tanda/simbol.

3. Jacques Lacan

Ia merupakan seorang psikoanalisis Prancis yang sezaman dengan Barthes. Lacan mengembangkan teori psikoanalisis Freud tentang ketidaksadaran.

Teori psikologi terkenal yang dirumuskan oleh Kristeva yang dipengaruhi oleh para pemikir sebelumnya adalah tubuh maternal perempuan, yakni tubuh yang mengasuh.

Pemikiran Kristeva dalam filsafat bergaya post-strukturalis.

Dikutip Kendalku dari Podcast Ngaji Filsafat 91: Julia Kristeva, Dr. Fahruddin Faiz menjelaskan bahwa pemikiran post-strukturalis adalah gagasan yang muncul akibat ketidakpuasan dan ketidaksetujuan pada pemikiran sebelumnya, yakni strukturalisme.

Strukturalisme, secara umum merupakan pandangan dalam filsafat yang melihat bahwa segala sesuatu termasuk budaya pemikiran manusia tidak berubah, namun sesuai strukturnya.

Contohnya adalah pandangan umum bahwa orang Jawa identik dengan sifat lemah lembut.

Padahal tidak menutup kemungkinan ada orang jawa yang arogan.

Oleh sebab itu, gaya strukturalis diruntuhkan oleh para filosof post-strukturalis.

Suatu hal yang sama di dunia ini bisa memiliki makna berbeda, sebab manusia sebagai aktor lah yang memneri makna sesuai dengan pengalaman dan pemahamannya.

Masjid, yang hakikatnya sebagai tempat ibadah umat Islam bisa bermakna macam-macam termasuk sebagai tempat beristirahat dan lain-lain.

Para pemikir post-strukturalis memberikan pemahaman bahwa dunia di sekitar kita adalah medan pertemuan antara berbagai pemikiran/diskursus.

Pemikiran Kristeva begitu menonjol ketika bergabung dengan sekelompok filsuf yang diketuai oleh suaminya, Philippe Sollers.

Kristeva pun menjadi anggota dari perkumpulan psikoanalitis Paris dan dokter honoris causa dari sejumlah universitas dimana dia mengajar secara teratur di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa.

Banyak penghargaan pernah diraihnya, termasuk diantaranya adalah penghargaan Pejabat Leguin Kehormatan Prancis (pengharhaan teringgi di Prancis) pada tahun 1997 dan Holberg Prize pada Desember 2004.

Demikianlah artikel tentang filosof Prancis, Julia Kristeva dengan pemikiran dan tokoh yang mempengaruhinya.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler