Network
Iman Nahumarury merasa tidak ingin membahas pemain tersebut, namun ia tekankan bahwa dirinya tidak hanya membutuhkan satu orang pemain tapi ia membutuhkan tiga puluh pemain atau dalam arti lain tim.
“Jadi, satu pemain nggak ada pun juga menurut saya tidak menjadi kendala. Saya pikir, kita sepak bola itu bukan individual, yang saya selalu bilang bahwa memulai adalah tim work dan itu kita tunjukkan buat temen-temen. PSIS itu bermain tidak hanya secara individu tapi secara tim, yaitu selalu saya sampaikan ke mereka di latihan maupun sesi latihan,” lanjutnya.
Imran Nahumarury berasumsi bahwa menurutnya kehilangan satu pemain tidak menjadi kendalanya karena sepak bola adalah permainan tim bukan permainan individu.
Baginya pertandingan kali ini tanpa kehadiran Bruno Silva pun tidak masalah, apalagi masih banyak pemain lain yang bisa diandalkan.
Absennya Bruno Silva sendiri pun bukan keinginan tim jika ia tidak melakukan hal yang berakibat dirinya harus mendapat hukuman dan dipulangkan ke Semarang.
Setiap tindakan pasti ada konsekuensinya, apalagi tindakan yang dilakukan Bruno Silva dengan mangkir tanpa ijin dari latihan menjadi hal yang kurang bisa ditoleransi.
Mengingat latihan yang sedang berlangsung adalah untuk mempersiapkan tim dalam laga BRI Liga 1.
Bagaimanapun setiap pemain harus bertindak profesional dengan mementingkan kepentingan tim atau bersama, bukannya malah mementingkan diri sendiri dan menuruti ego.
Peristiwa kali ini tentu menjadi pembelajaran serius bagi Bruno Silva untuk tidak mengulanginya lagi, atau akan berdampak pada performanya dalam sepak bola.
Sekian mengenai respon pelatih Imran Nahumarury tentang kemenangan PSIS Semarang melawan Persiraja Banda Aceh tanpa kehadiran Bruno Silva. ***
