KENDALKU - Untuk mengantisipasi hujan abu jika terjadi erupsi Gunung Merapi, Balai Konservasi Borobudur (BKB) telah menutup sebagian lorong dan puluhan stupa Candi Borobudur.
Hal itu dilakukan untuk melindungi Candi Borobudur dari kerusakan akibat abbu vulkanik.
Menurut Pamong Budaya Ahli Madya BKB Yudi Suhartono, abu vulkanik tersebut bersifat asam dan membuat candi lapuk.
"Abu vulkanik yang bersifat asam tersebut dapat merusak batu candi. Batu akan menjadi lapuk kalau dibiarkan terus-menerus. Pengalaman itu yang membuat kita melakukan penutupan lorong dan stupa candi," katanya sebagaimana dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Sama-Sama Dari Nol Erick Thohir Minta Pandemi Jadi Momentum Kebangkitan
Yudi menuturkan lantai candi terpaksa ditutup terpaulin karena dikhawatirkan abu masuk di saluran air dan akan menyulitkan saat pembersihan. Demikian juga penutupan di stupa candi, karena ada lubang-lubang dan jika abu masuk maka menyulitkan dalam pembersihan.
"Penutupan stupa dan lorong candi sebagai upaya mitigasi bencana Merapi terhadap bangunan candi untuk meminimalisasi dampak bahaya abu vulkanik terhadap batuan candi, yakni pelapukan," katanya.
Menurut dia, penutupan stupa dan lorong dengan terpaulin tersebut belajar dari pengalaman erupsi Gunung Merapi 2010 dan Gunung Kelud 2014 yang mengeluarkan abu vulkanik sampai Candi Borobudur.
Baca Juga: Ketum PSSI Dukung Sikap Tegas Shin Tae-Yong Coret 2 Pemain Timnas Indonesia U-19 yang Indisipliner